REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Khodimu Zawiyah Wa Ma'had Arraudhah Ihsan Foundation, sekaligus Syekh Syadziliyah Qodiriah, KH Muhammad Danial Nafis, resmi telah menjabat sebagai Mudir Idaroh Wustho Jam'iyyah Ahlith Thariqah Al- Mu'tabarah An-Nahdliyyah (JATMAN) DKI Jakarta. Kiai Nafis ditunjuk Mudir periode 2017-2022, KH Wahfiudin Sakam yang menjadi pengurus JATMAN di tingkat pusat.
Kiai Wahfiudin menyerahkan jabatan Mudir Wustho JATMAN DKI Jakarta kepada Kiai Nafis, setelah satu tahun menjabat. Dalam serah terima jabatan (Sertijab) yang dilakukan di Resto Larazetta Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (20/2), Kiai Wahfiudin menyampaikan selamat kepada Kiai Nafis atas jabatan yang baru diterimanya.
"Kita memasuki zaman baru, dipimpin oleh mudir baru, Insya Allah lebih cepat lagi. Gelar diberikan agar mencerminkan ahli thoriqoh itu intelek,” kata KH Wahfiudin dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, Rabu (21/2).
Kiai Wafiudin yakin, Kiai Nafis dapat menjalankan amanat ini dengan sebaik-baiknya dan dapat menjadi pemimpin yang lebih baik darinya. "Selamat bekerja, mudah-mudahan Allah membantu kita selalu," imbuhnya.
Acara Sertijab ini sendiri dihadiri perwakilan Mudir JATMAN DKI se-Jakarta. Dalam penyerahan serah terima jabatan tersebut ditandai dengan diberikannya catatan keuangan Jatman DKI Jakarta yang disaksikan seluruh pimpinan cabang (syu'biyah) se-Jakarta.
"Saya ingin sampaikan dalam kesempatan ini. Memang jabatan ini menjadi amanah yang cukup besar kepada saya. Sehingga, tidak mudah bagi saya untuk langsung menerimanya ketika itu, dan setidaknya butuh tiga hari lamannya hingga akhirnya memberikan jawaban menerima amanah ini," kata Kiai Danial Nafis dalam acara serah terima jabatan Jatman DKI Jakarta.
Kiai Nafis mengaku sudah berkonsultasi dengan para masyaikh dan para guru. Khususnya, kata dia, dari Thoriqoh ia jalankan. "Atas izin Allah SWT dengan mengucap Bismillahirahmanirrahim, dan juga memohon bimbingan dari para masyaikh dan guru-guru dan semua ikhwan filah agar dapat bersama-sama di jalur Thoriqoh ini," ucap dia.
Menurut Kiai Nafis, kekuatan internet yang saat ini mampu diakses yang tidak terbatas hingga sampai ke rumah-rumah, menjadi salah satu pekerjaan rumah dalam menyiarkan dakwah di jalan Thoriqoh. "Akan tetapi, Insya Allah dari jalan kita Thoriqoh sufiyah dan dari masyaikh-masyaikh kita semua, akan mampu masuk ke dalam ruang yang lebih privat yakni dari hati-hati manusia yang itu semua bisa kita lalui dengan ahli Thoriqoh," ujar dia.
Kiai Nafis berkata, itulah tugas untuk mensyiarkan dan mendakwahkan (jalan thoriqoh), khususnya di DKI yang memiliki banyak perbedaan kultur di dalamnya. "Terlebih sejarahnya dahulu masyarakat Batavia mempunyai perspektif miring terhadap Thoriqoh yang hingga saat ini masih terjadi," kata Kiai Nafis.
Karena itu, kata Kiai Nafis, menjadi tanggung jawab bersama bahwa Thoriqoh yang menyakini sanad ini memiliki silsilah (Musalsal) dan perjuangan tidak lain pada tiga hal saja, yakni Rijalul hadist, ahlul Quran, dan dari yang mempunyai sanad yaitu sanad Thoriqoh. "Karena yang mempunyai sanad itulah yang mempunyai kekuatan jaringan dari bawah sampai ke atas (Rasulullah shallallahu alaihi wasallam)," ucap dia mengakhiri.