Selasa 13 Feb 2018 19:54 WIB

Kiat Rasulullah Agar Pertemanan Langgeng

Membina pertemanan lebih sulit ketimbang mencari teman.

Rep: Nashih Nasrullah/ Red: Agung Sasongko
Rasulullah
Foto: wikipedia
Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syekh Hayat 'Iyadi pada makalahnya yang berjudul as-Shadaqah fi al-Islam, teman memiliki peran krusial di perjalanan hidup seseorang. Ia lantas menegaskan satu poin penting bahwa menjaga dan membina hubungan pertemanan agar tetap langgeng lebih rumit dibanding mencari teman.

Ia pun berbagi beberapa kiat sederhana untuk memelihara ikatan pertemanan. Pertama, saling mengingatkan dan mengungkap perasaan hormat dan kasih sayang.

Ini seperti yang dicontohkan Rasul kepada Mu'adz bin Jabal.

Kepada sahabatnya itu, Rasulullah menyatakan ungkapan kecintaannya, lalu berwasiat kebaikan. Di kesempatan itu, Muadz mendapat wejangan supaya konsisten berzikir dan bersyukur.

Kedua, bersikap rendah hati di hadapan teman. Hargai selalu pendapatnya. Berusaha tampil sebagai pendengar setia. Tidak meremehkan pendapat dan keluh kesahnya. Ini kunci penting. Rasulullah pun meminta kepada para sahabatnya supaya tidak berlebihan mengagung-agungkan, melebihi batas kerasulannya.

Rasul menegaskan, dirinya hanya seorang hamba dan utusan Allah SWT. “Saya (hanya) Muhammad, putra Abdullah,” tegas Rasul. Ungkapan itu tak lain adalah bentuk sikap tawadhu yang dimiliki oleh Muhammad SAW.

Ketiga, ajak selalu bermusyawarah. Minta pendapatnya. Ini sebagai bentuk pengakuan sekaligus penghargaan atas eksistensi teman. Konon, Rasul, seperti yang dinukilkan oleh kitab sirah, adalah sosok yang kerap meminta pendapat dan mengajak para sahabatnya untuk bermusyawarah.

Rasulullah pernah pula menyuruh Abu Bakar dan Umar bin Khatab untuk menggelar musyawarah. “Ini supaya kalian tidak berselisih,” sabda Rasul.

Keempat, senantiasa melandasi pertemanan dengan ketulusan dan rasa ikhlas, jujur apa adanya. Tidak ada udang di balik batu. Ketulusan itulah yang mengantarkan seorang teman ringan membantu sahabatnya, baik suka ataupun duka. Imam Muhammad bin al-Munkadar pernah bertutur, menolong sahabat adalah kebahagiaan yang tiada tara.

 “Tak ada kenikmatan dunia yang tersisa kecuali membantu sesama teman,” ungkapnya. 

(Baca: Lima Kriteria Sahabat Sejati)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement