Senin 12 Feb 2018 16:32 WIB

Menguak Tabir Ruhani Manusia

Psikologi didefinisikan sebagai studi tentang pikiran dan perilaku manusia

Ilmuwan Muslim.
Foto: Metaexistence.org
Ilmuwan Muslim.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Keberadaan ilmu psikologi sangat berguna dalam menguak tabir yang menyelemuti ruhani manusia. Melalui piranti keilmuan tersebut, kita bisa mempelajari aspek-aspek kejiwaan pada individu maupun kelompok secara mendalam.

Secara etimologis, penamaan psiko l ogi berasal dari dua kata bahasa Yunani, yakni psukhe(jiwa) dan logos(ilmu).

Sementara, secara terminologis psikologi didefinisikan sebagai studi tentang pikiran dan perilaku manusia. Tujuan dari di siplin ilmu tersebut adalah untuk me mahami peran dari fungsi- fungsi mental da lam membentuk perilaku individu mau pun sosial, kata Dodge Fernald da lam buku Psychology: Six Perspectives.

Menurut catatan, para filsuf Yunani kuno sejak 550 sebelum Masehi (SM) telah mengembangkan teori tentang kejiwaan yang kemudian hari menjadi cikal bakal lahirnya ilmu psikologi. Beberapa tokoh pemikir yang paling berpengaruh pada zaman itu seperti Plato, Pythagoras, dan Aristoteles, pernah membuat sejumlah catatan mengenai alam pikiran dan jiwa manusia.

Walaupun berbagai kajian yang berhubungan dengan psikologi sudah ada sejak zaman peradaban kuno. Na mun, istilah khusus untuk ilmu kejiwaan tersebut belum lagi dikenal pada waktu itu. Penamaan psikologi baru muncul berabad-abad sesu- dahnya, ketika Rudolf G?ckel (1547?1628)memublikasikan karya tulisnya, Psychologia hoc est de Hominis Perfectione, Anima, Ortu di Marburg (Jerman) pada 1590.

Psikologi yang pada mulanya dirintis oleh orang-orang Yunani kuno mengalami perkembangan pesat selama periode emas Islam (dari abad kedelapan hingga ke-15).

"Beberapa ilmuwan Muslim yang hidup pada zaman itu berhasil mengembangkan pendekatan keilmuan tersebut kepada tingkat yang lebih praktis. Bahkan, gagasan-gagasan sarjana Muslim tentang psikologi juga memengaruhi peradaban Eropa ketika memasuki periode Renaisans,"ujar penulis akademis dari Yunani, Martyn Shuttle worth, dalam artikelnya, Islamic Psy cho logy.

sumber : Dialog Jumat
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement