REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ustazah Wirianingsih mendorong masyarakat tak menjadikan jilbab untuk menjelek-jelekan Islam. "Jangan gunakan kerudung untuk menjelek-jelekan Islam," kata dia dalam kegiatan Gerakan Menutup Aurat (GEMAR) 2018 di kawasan jalan bebas kendaraan (CFD) Jakarta, Ahad (11/2).
Ia mengisahkan perjuangan Muslimah bisa berjilbab di dalam kampus sangat panjang. Bahkan, kata dia, sekolah-sekolah melarang muridnya mengenakan jilbab.
Ustazah Wirianingsih adalah salah seorang sosok yang memperjuangkan penggunaan jilbab di kawasan kampus. Pada 1980-an, tak banyak Muslimah mengenakan jilbab syari.
"Pemerintah kita melarang anak-anak yang menutup aurat, suruh copot kalau di sekolah," ujar dia.
Ustazah Wirianingsih merawikan, salah satu saksi sejarah yakni adik kandungnya yang dikeluarkan dari SMAN 15 Jakarta karena tak mau melepas jilbabnya. Ia mengapresiasi sikap generasi muda saat ini yang sudah istiqomah menutup aurat, apalagi mengenakan jilbab syari. "(Dengan berjilbab) Kita nggak ganggu lingkungan. Justru bermanfaat," ujar dia.
Ia berpendapat, semakin hari, semakin banyak Muslimah yang menutup aurat. Bahkan, gerakan tersebut menjadi kesadaran internasional.