REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Country Director Humanitarian Leadership Academy Victor Rembeth mengatakan, potensi zakat dari dunia Islam sangat besar. Zakat juga memberikan kontribusi besar dalam memberikan bantuan kemanusiaan di seluruh dunia.
"Studi pada 2012 diperkirakan sekitar Rp 200 miliar sampai Rp 1 triliun dikumpulkan per tahun di dunia Islam. Hal ini menempatkan zakat sebagai bagian dari sepuluh besar donor dan memberikan 15 kali bantuan lebih banyak pada kontribusi bantuan kemanusiaan," ujar Victor saat pra-Munas VIII Forum Zakat di Hotel Lombok Raya, Mataram, NTB, Rabu (31/1).
Yang menarik, kata Victor, Indonesia dan Pakistan yang bukan negara kaya justru menjadi negara yang paling tanggap dalam pemberian bantuan kemanusiaan. Lembaga-lembaga zakat di Indonesia, lanjut Victor, mengalami perkembangan yang pesat dalam membantu derita masyarakat dunia.
Victor menyebutkan, 87 persen penduduk dunia hidup dalam kemiskinan ekstrem di lokasi yang ringkih dan rentan secara lingkungan. Pesatnya pertumbuhan lembaga zakat di Indonesia, berbanding terbalik dengan yang terjadi di timur tengah. Victor menyebutkan, terjadi penurunan bantuan kemanusiaan dari Kuwait, Qatar, dan Arab Saudi. Pada 2011 hingga 2015, memang terjadi peningkatan bantuan kemanusiaan hingga 425 persen. Namun, pada 2016 mengalami pengurangan sebesar 24 persen.
Menurut Victor saat ini dunia internasional mulai melirik potensi zakat sebagai solusi atas krisis kemanusiaan. Hal ini seakan mematahkan persepsi bahwa zakat kerap dihubungkan dengan isu terorisme dan sektarianisme.
Ke depan, lembaga zakat memiliki tantangan yang tidak mudah. Kata Victor, tantangan yang harus dihadapi lembaga zakat meliputi ideologi internal umat terkait penentuan penerima zakat dalam Islam. Kemudian, lembaga zakat juga harus menerapkan prinsip akuntabilitas yang sesuai, dan pengelolaan yang mampu bersaing dengan lembaga filantrofi dan bersaing secara global.