REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) menyebut ada 11 program direktif Menag pada 2018. "Saya ingin sampaikan singkat saja pada program direktif menteri agama," kata Menag Lukman Hakim Syaifuddin dalam Diskusi Rakernas Kemenag di Jakarta, Senin (29/1).
Ia menyebut ada 11 poin direktif yang harus dilakukan dengan baik pada 2018, terutama berkaitan rencana kerja dan anggaran (RKA) Kemenag. Pertama e-goverment, bertujuan agar pemerintah efisiensi membangun transparansi. Menurut dia, e-goverment juga tak memungkingkan ASN melakukan kecurangan, seperti titip presensi. Ia mendorong wilayah dan perguruan tinggi memasifkan sistem informasi berbasis elektronik.
Kedua, sapa atau sarapan bersama penyuluh agama. Menag meminta jajaran di wilayah menyapa seluruh pengurus agama. Sebab, para pemimpin agama adalah garda terdepan di tengah masyarakat.
"Sapa lagi seluruh pengurus agama. Pesan khusus ke para Kakanwil (kepala kantor wilayah) kita," ujar dia.
Ketiga, netralitas ASN tahun politik. Ia mengingatkan jajaran lingkungan Kemenag harus sadar diri, semua adalah ASN. Ia meminta jajarannya pandai menempatkan diri di tahun politik. Keempat salam atau silaturahim lembaga keagamaan. Ia mendorong Kanwil Kemenag menggencarkan salam ke lembaga keagamaan. Tujuannya, menyerap aspirasi lembaga keagamaan terhadap isu yang berkembang di masyarakat.
Kelima, nyantri atau ngajak siswa dan mahasiswa. Ia mengatakan santri tak hanya menimba ilmu, tapi juga mengasah keterampilan dan kepekaan sosial. Menurut dia, model belajar santri tak hanya meningkatkan wawasan keterampilan sikap, tetapi juga bagaimana mewujudkan kerukunan di tengah masyarakat. Menag beranggapan santri memiliki karakter mendamaikan. Ia tak pernah mendengar santri melakukan kerusuhan.
"Setiap santri punya kesadaran tinggi bagaimana esensi agama harus betul-betul manifes mewujud dalam kehidupan kita," ujar dia.
Keenam, ngopi atau ngobrol pendidikan Islam. Ketujuh, ngaji atau ngobrol soal haji. Kedelapan, berkah atau belajar rahasia nikah.
Menag menyebut pendidikan pra nikah adalah program unggulan Kemenag. Ia mengatakan Kemenag prihatin dengan tingginya angka perceraian, kekerasan dalam rumah tangga, dan hal yang mendegradasikan sakralitas dari perkawinan.
"Jadi pendidikan pranikah penting ihwal bagaimana rumah tangga itu," kata Menag.
Kesembilan, bina wawasan. Ke-10, mengaji Indonesia atau mengasah jati diri Indonesia. Ia meminta Kanwil Kemenag mengadakan forum dengan mengundang tokoh agama masyarakat untuk mendiskusikan bagaimana lebih baik berindonesia.
Ke-11, halal Indonesia. Program itu adalah koor Kemenag. Ia berharap lahirnya UU Jaminan Produk Halal dapat menambah pengetahuan, wawasan produk halal.
Ia berharap peta pelaksanaan kegiatan itu dilakukan merata. Artinya berimbang setiap kawasan dan wilayah melakukan program ini sesuai kemampuan masing-masing