REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Ribuan warga nahdliyin Depok terbius dengan tausyiyah yang disampaikan KH Musthofa Bisri yang biasa disapa dengan Gus Mus pada acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Haul Gus Dur dan Harlah NU ke-92 di Pesantren YPI Ar-Ridho, Cilodong, Depok, Ahad (28/1). "Alhamdulillah kita menghadirkan Gus Mus dan dihadiri ribuan warga nahdliyin. Jamaah khusuk mendengarkan tausiyahnya," ujar Ketua PC NU Kota Depok, Raden Salamun.
Menurut Salamun, rangkaian kegiatan dimulai dengan semaan Alquran (baca Alquran 30 juz tanpa melihat teks-red) oleh Jam'iyyatul Qurro' Wal Huffadz Kota Depok. Acara juga dimeriahkan pawai yang diikuti para santri dan pelajar Depok.
"Acara berjalan penuh khidmat dengan dimulai pembacaan Yasin, tahlil dan Maulid. Selain itu, semakin lengkap dan berkah dengan tausiyah dari KH Masdar F Masudi," ujarnya.
Gus Mus dalam tausiyahnya mengutarakan, seorang kiai memandang umat penuh dengan kasih. Seorang ulama dan kiai dahulu dalam menuliskan argumentasi dapat dipertanggungjawabkan secara akademik serta moral sampai di akhirat.
"Ulama dan kiai dulu dalam menyampaikan dakwahnya tidak banyak mengeluarkan dalil. Saat menyampaikan dalil, sumbernya jelas seperti dari gurunya dan seterusnya sampai pada Rasulullah. Ini kan berbeda dengan sekarang, tanpa menyampaikan sumbernya dengan jelas," ucapnya.
Ia menambahkan, seorang kiai adalah orang yang dihormati masyarat karena akhlaknya. Terlebih lagi, seorang kiai melihat umatnya dengan pandangan kasih sayang.
"Kiai itu harus bisa bersifat lemah lembut. Selain itu, kyai siap menanggung derita tapi tidak kuat melihat derita umatnya. Kiai mesti marifatullah (mengenal Allah-red). Kalau mencintai seseorang, maka harus mengenalnya lebih dekat dulu. Sama halnya dengan Allah, juga harus mengetahui dan mengenalnya lebih dekat," jelasnya.
Gus Mus menegaskan, sesama orang mukmin adalah bolo atau saudara. Jadi, tidak mungkin ada permusuhan apalagi saling membunuh. "Tidak mungkin, yang namanya saudara menyerang saudaranya sendiri. Seperti pada saat perang di Irak, Amerika mengebom Inggris padahal sekutunya. Amerika akhirnya minta maaf pada Inggris dan mengaku salah sasaran. Ini juga berlaku sesama orang mukmin adalah saudara, jadi tidak ada saling menyerang dan memusuhi," tuturnya.