Kamis 25 Jan 2018 13:17 WIB

500 Hafiz Ikuti Seleksi untuk Jadi Imam di Luar Negeri

Yang akan dikirim hanya 100 hafiz sesuai dengan permintaan pemerintah UEA.

Rep: Muhyiddin/ Red: Esthi Maharani
Ratusan hafiz mengikuti seleksi untuk menjadi imam masjid di luar negeri, khususnya di Uni Emirat Arab (UEA). Proses seleksi berlangsung di Auditorium KH M Rasjidi, Kantor Kemenag, Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (25/1).
Foto: Muhyiddin / Republika
Ratusan hafiz mengikuti seleksi untuk menjadi imam masjid di luar negeri, khususnya di Uni Emirat Arab (UEA). Proses seleksi berlangsung di Auditorium KH M Rasjidi, Kantor Kemenag, Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (25/1).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ratusan hafiz mengikuti seleksi untuk menjadi imam masjid di luar negeri, khususnya di Uni Emirat Arab (UEA). Proses seleksi berlangsung di Auditorium KH M Rasjidi, Kantor Kemenag, Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (25/1).

Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag, Khoiruddin mengatakan hafiz Indonesia yang mendaftar untuk menjadi imam masjid di UEA ada 500 hafiz. Namun, yang akan dikirim nantinya hanya 100 hafiz sesuai dengan permintaan pemerintah UEA.

"Ada 500 hafiz yang ikut seleksi. Proses seleksi akan dilakukan selama tiga hari," ujarnya saat ditemui Republika.co.id di sela-sela proses seleksi.

Proses seleksi dilakukan secara ketat. Para hafiz tersebut harus bisa menguasai bahasa Arab, menghafal Alquran minimal 10 juz, memiliki suara bagus, dan memiliki pemahaman keagamaan yang cukup. Menurut Khoirudin, selain akan dikirim sebagai imam, para hafiz tersebut juga akan dikirim sebagai muadzin dan khatib dengan kontrak selama dua tahun.

"Tujuannya sebenarnya pengiriman hafiz ini untuk memuliakan hafiz Indonesia. Kami berharap ke depannya tidak hanya UEA yang kerjasama, tapi juga negara-negara lainnya," ucap Khoirudin.

Khoiruddin mengatakan, para hafiz yang lolos seleksi tersebut nantinya diharapkan juga memperkenalkan Islama ala Indonesia yang moderat dan menunjukkan sikap ramah umat Islam Indonesia. Karena, menurut dia, hal itulah salah satu yang menjadi daya tarik calon imam Indonesia.

"Nantinya mereka yang lolos akan mendapatkan fasilitas yang cukup di sana dan mendapat honor dari pemerintah sana sekitar Rp 23 juta," kata Khoirudin.

(Baca juga: Pendidikan Hafiz Gencar, Tapi Buta Aksara Alquran Tinggi)

Hasil seleksi tersebut nantinya akan diumumkan pada Sabtu (27/1) malam. Sementara, untuk pengirimannya ke luar negeri masih membutuhkan waktu selama sebulan untuk melengkapi proses administrasi. Khoirudin berharap pengiriman sudah bisa dilakukan pada Maret 2017 mendatang.

Salah satu calon imam yang mengikuti seleksi, Akbar Pangestu (22) merasa yakin dengan kemampuan yang dimilikinya sebagai penghafal Alquran. Jika lolos menjadi imam ia siap untuk memperkenalkan Islam moderat kepada umat Islam yang ada di UEA.

"Kalau kita berkesempatan tinggal di negeri orang memang itu bagian dari rencana. Kita tunjukkan Islam keindonesiaan kita," jelas hafiz yang belajar Lembaga Tahfiz Markas Talaqqi Cileungsi Bogor ini.

Selain itu, tambah dia, jika diberikan kesempatan untuk menjadi imam di UEA, honor yang akan didapatkannya juga akan dikirimkan untuk membiayai sekolah kelima adik kandungnya. Karena itu, ia pun berterimakasih kepada Kemenag yang telah membuka lowongan pengiriman calon imam masjid ini.

"InsyaAllah nanti digunakan untuk biayai adik-adik saya dan membantu orang tua," ujar hafiz kelahiran Palembang ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement