REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Shaikh Mohammad Bin Zayed Al Nahyan Pangeran Mahkota Abu Dhabi dan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Uni Emirat Arab (UEA), pada Ahad (21/1) lalu menerima telepon dari Imam Besar Al Azhar Dr Ahmad Mohammad Al Tayyeb. Melalui percakapan tersebut, Shaikh Mohammad diberi pengarahan oleh Imam Besar Al Azhar tentang hasil dari "Konferensi Internasional Al Azhar untuk Mendukung Yerusalem", yang diselenggarakan oleh Al Azhar bekerja sama dengan Dewan Tetua Muslim.
Dilansir dari Gulf News, Senin (22/1), kedua belah pihak membahas topik yang berkaitan dengan langkah melestarikan status hukum Yerusalem dan menegaskan kembali identitasnya. Keduanya juga membahas soal pentingnya koordinasi antara berbagai badan di dunia Arab dan Islam dalam rangka mencapai solidaritas, menghadapi tantangan seputar tempat-tempat suci umat Islam, dan menangkal risiko dari ancaman.
Dalam perbincangan mereka, Shaikh Mohammad pun memuji prakarsa imam besar Al Azhar yang diluncurkan untuk mendukung Yerusalem. Dia pun menegaskan, karakter dan sikap imam besar Al Azhar untuk melindungi tempat-tempat suci umat Islam, patut diapresiasi.
Shaikh Mohammad juga memuji posisi imam tersebut dalam mendukung isu-isu Muslim dan upayanya untuk menegakkan nilai toleransi dan koeksistensi untuk menolak ujaran kebencian. Dimana, ujaran kebencian itu dapat mendorong kekerasan dan terorisme serta mendistorsi citra Islam dan ajaran tolerannya.
Sementara itu, Imam Besar Al Azhar juga mengucapkan terima kasih dan menghargai sikap UEA dan dukungannya untuk semua masalah yang berkaitan dengan umat Islam. Di samping, upaya mereka untuk mencapai kepentingan mereka dan mempertahankan tempat suci umat Islam.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
