REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkembangan Islam berdampak positif bagi rakyat Dagestan yang sebelumnya terkotak-kotak berdasarkan bahasa, agama, etnis, dan geografis. Situasi tersebut menyebabkan tingkat permusuhan serta konflik yang parah.
Namun, setelah sebagian besar masyarakat Dagestan memeluk Islam, harmoni mulai tercipta. Kesatuan dalam hal kepercayaan menjadi unsur yang dijunjung tinggi sehingga berdampak pada berakhirnya konflik di antara mereka.
Situs www.ozturkler.com menyebut, kesatuan itu tumbuh berkat madrasah-madrasah yang tersebar di seluruh penjuru negeri. Para ilmuwan, ulama, dan imam lulusan sekolah-sekolah Islam berperan penting dalam memadamkan bara konflik di kawasan multietnis itu. Mereka juga membantu menciptakan hubungan yang hangat dan bersahabat di antara berbagai etnis yang ada.
Pada Desember 2011, Kementerian untuk Kebijakan Nasional Dagestan menyebutkan, jumlah organisasi keagamaan yang terdaftar di negara tersebut telah mencapai 2.540. Dari jumlah itu, sebanyak 2.492 di antaranya adalah organisasi Islam. Sisanya dimiliki oleh umat Kristen dan Yahudi. Organisasi-organisasi Islam itu termasuk 1.200 komunitas masjid, 83 komunitas madrasah, dan sejumlah institusi serta asosiasi Islam lainnya.