REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sherwood Taylor, dalam Medieval Trade in the Mediterranean World menyebutkan, pada abad ke-13 M, sabun batangan buatan kota-kota Islam di kawasan Mediterania telah diekspor ke Eropa. Pengiriman sabun dari dunia Islam ke Eropa, papar Taylor, melewati Kota Alps ke Eropa utara lewat Italia.
Keawetan sabun produk umat Muslim terletak pada penggunaan minyak zaitun dan alqali yang menjadi bahan utama pembuatannya. Bahan lain yang kerap digunakan adalah natrun. Proses pembuatan sabun pada abad ke-13 M ditulis Daud al-Antaki seperti dikutip Ahmad Y al-Hassan dan Donald R Hill dalam bukunya Islamic Technology: An Illustrated History.
Warisan leluhur ini memanfaatkan satu bagian alqali dan setengah bagian kapur untuk digiling hingga halus. Campuran bahan ini kemudian ditempatkan dalam sebuah tangki dengan tabung bersumbat. Sebanyak lima bagian air dituangkan ke dalamnya dan diaduk selama dua jam.
Setelah pengadukan berhenti dan cairan menjadi jernih, lubang tangki dibuka. Jika air sudah habis, lubang tersebut kembali disumbat. Lalu, air dituang lagi dan diaduk. Baru kemudian tangki dikosongkan. Begitu terus prosesnya sampai tak ada lagi air yang tersisa.
Selanjutnya, faksi air di setiap periode dipisahkan. Lalu, minyak yang sudah murni diambil sebanyak 10 kali jumlah air yang pertama tadi dan diletakkan di atas api. Jika sudah mendidih, air faksi ditambahkan terakhir sedikit demi sedikit. Kemudian, ditambah lagi dengan air faksi nomor dua terakhir, sampai air faksi pertama.
Dari proses itu, akan diperoleh campuran seperti adonan kue. Adonan ini disendok (dan disebarkan) di atas semacam tikar hingga kering sebagian. Kemudian, adonan ditempatkan dalam nura (kapur mati). Inilah hasil akhir dan tidak diperlukan lagi pendinginan atau pencucian dengan air dingin selama proses.
Terkadang garam ditambahkan pula ke dalam alqali dan kapur sebanyak setengah kali jumlah kapur. Selain itu, juga ditambahkan amilum tepat sebelum proses selesai. Minyak di sini dapat diganti dengan minyak lain dan lemak seperti minyak carthamus.
Itulah salah satu resep pembuatan sabun yang berkembang di dunia Islam. Sejatinya, masih banyak risalah lain yang mengungkapkan formula pembuatan sabun. Salah satunya adalah buah pikir al-Razi.
Disarikan dari Mozaik Republika