Rabu 03 Jan 2018 11:21 WIB

UAA Minta Indonesia Pelopori Bangkitnya Umat Muslim Dunia

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Esthi Maharani
Umat Islam
Umat Islam

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Rektor Universitas Alma Ata, Hamam Hadi, mengaku prihatin dengan tragedi kemanusian yang melanda umat Muslim dari berbagai belahan dunia belakangan ini. Ia mengajak masyarakat Indonesia yang cinta damai, senantiasa menjunjung tinggi kemerdekaan individu maupun bangsa di dunia.

"Bagi siapa pun dan di mana pun tanpa melihat latar belakang agamanya sebagai refleksi ketaatan terhadap ajaran Islam yang mempunyai pesan utama rahmatan lil alamin," kata Hamam, Rabu (3/1).

Menurut Hamam, sebagian tragedi kemanusiaan yang sering menimpa masyarakat lemah di muka bumi, lantaran ketimpangan yang luar biasa. Banyak negara-negara Muslim yang sampai saat ini terus menikmati status kemiskinannya, bergantung kepada negara-negara kuat seperti AS.

"Karena itu, bangsa Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, sepatutnya bisa mempelopori bangkitnya masyarakat Muslim di dunia, untuk bisa menjadi masyarakat yang disegani karena berdikari secara politik, ekonomi dan budaya," ujar Hamam.

Senada, anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Idham Samawi menuturkan, model kapitalisme dan kolonialisme Donald Trump harus dilawan. Ia merasa, sejak era Presiden Soekarno sampai sekarang, Indonesia sangat tegas mendukung kemerdekaan Palestina.

Bahkan, pada sidang KTT OKI pertengahan Desember lalu, Presiden Joko Widodo secara tegas menolak keputusan sepihak dan ilegal Donald Trump tersebut. Karenanya, Idham berharap, masyarakat tidak takut atas ancaman AS yang akan memangkas bantuan untuk PBB.

Sekalipun, bantuan yang akan dipangkas terbilang besar yaitu sekitar 250 juta dolar AS, atau senilai 3,3 triliun rupiah. Menurut Idham, warga Indonesia siap menggantinya supaya PBB tetap pada keputusan menolak sikap AS mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

"Kita perlu mulai Gerakan Bantu PBB dengan menyumbang sebagian harta, sebab Indonesia yang berpenduduk 250 juta dan setiap orang sumbangkan 100 ribu rupiah, jumlahya sudah melebihi sumbangan dari Amerika," kata Idham dalam seminar Global Challenges Facing Muslim Today.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement