REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Sholahuddin Wahid atau Gus Sholah meminta, agar kelompok umat Islam dan kelompok umat di luar Islam menghilangkan rasa curiga, sehingga tidak mudah untuk dipecah belah. Apalagi, tahun-tahun mendatangkan akan menghadapi tahun politik yang sarat dengan kepentingan.
"Antarkelompok Islam dan antar kelompok di luar Islam kira harus memelihara hubungan. Kita harus menghilangkan rasa saling curiga," ujarnya saat memberikan tausyiah di Masjid At-Tin, TMII, Jakarta Timur, Ahad (31/12).
Gus Sholah mengatakan, ke depannya antar umat beragama harus menghindari sikap slaing menghakimi satu sama lain dan mengedepankan sikap saling menghormati. Menurut dia, jika tidak saling menghormati maka hanya akan berakhir dengan perang kata-kata, yang bisa melahirkan perpecahan.
"Kalau kita saling menyerang maka akan timbul perang kata-kata yang berpotensi untuk memecah kita semua," ucapnya.
Gus Sholah menjelaskan, pada tahun 2017 lalu, cukup banyak yang berpendapat telah munculnya islamofobia di Indonesia. Namun, Gus Sholah berharap, hal itu tidak benar-benar terjadi.
"Jadi ada yang berpendapat seperti itu. Mudah-mudahan itu tidak benar. Dan jika benar, mudah-mudahan disadari oleh pihak pemerintah," kata Gus Sholah.