Ahad 24 Dec 2017 10:32 WIB

Sebaiknya Zikir dan Muhasabah di Malam Pergantian Tahun

Rep: Fuji E Permana/ Red: Budi Raharjo
Wakil Sekertaris Jendral MUI KH Tengku Zulkarnain
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Wakil Sekertaris Jendral MUI KH Tengku Zulkarnain

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Ustaz Tengku Zulkarnain, rencananya akan menjadi salah satu penceramah di acara Dzikir Nasional Republika di pengujung tahun ini. Ia berpesan kepada umat Muslim, di malam pergantian tahun sebaiknya usahakan beramai-ramai membawa cucu, anak dan istri ke masjid, menghadiri acara-acara keagamaan.

Sehingga bisa menjadi kenangan di ingatan anak-anak sampai mereka dewasa. Mereka akan ingat di malam pergantian tahun diajak ke masjid. "Bahwa kakek saya, bapak saya membawa saya waktu kecil di malam tahun baru bukan untuk berhura-hura, justru merenung diri, muhasabah, mempererat ukhuwah," kata Ustaz Zulkarnain kepada Republika, Rabu (20/12).

Ia mengatakan, berhentilah berhura-hura di malam pergantian tahun, negara sedang susah dan perekonomian sedang morat-marit. Jadi untuk apa membakar mercon di malam pergantian tahun, ini hanya menghabis-habiskan uang saja. Dia mengingatkan, sebaiknya anak dan cucu dibawa ke masjid agar mereka mendengarkan ceramah agama, mengikuti zikir dan bersilaturrahim sesama anak Bangsa Indonesia di masjid.

Ustaz Zulkarnain juga menyinggung tema Dzikir Nasional yang di selenggarakan Republika. Republika tahun ini mengusung tema Menguatkan Ukhuwah, Menguatkan Bangsa. Menurutnya, ukhuwah ada dua macam, di antaranya ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathoniyah.

Ia menerangkan, ukhuwah islamiyah bisa diaplikasikan dengan cara saling menghormati kepada hal-hal seperti khilafiah (perbedaan dalam memandang suatu masalah). Artinya, perkecil perbedaan dan perbesar persamaan.

Sementara, Ukhuwah wathoniyah bisa diaplikasikan dengan cara saling menghormati. Tapi, menurut pandangannya, ukhuwah wathoniyah tidak akan terwujud kalau tidak ada pemerataan ekonomi dan sosial.

"Tidak akan terwujud kalau ekonomi hanya dikuasai oleh segelintir orang, harus Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia betul-betul terwujud, sehingga ukhuwah wathoniyah bisa tumbuh subur," ujar Ustaz Zulkarnain.

Dia juga mengungkapkan rasa syukurnya di akhir tahun 2017 ini. Ustaz Zulkarnain mengatakan, bersyukur negara Indonesia telah merdeka 72 tahun. Jadi warga negara Indonesia perlu berkumpul untuk merenungkan diri. Sambil memikirkan apa yang bisa diperbuat di tahun yang akan datang untuk kebaikan.

Di samping itu, dia mengungkapkan, di momen malam pergantian tahun ingin menyatukan potensi umat. Agar umat tidak terbelakang. "Yang paling ketara keterbelakangan umat itu di bidang ekonomi, tidak adanya pemerataan dan keadilan," ujarnya.

Ia melanjutkan, tidak ada pemerataan keadilan karena uang yang ada di negeri ini hanya dipegang oleh segelintir orang saja. Maka saatnya titik balik umat Islam di Indonesia bisa bangkit. Supaya timbul keadilan dan pemerataan ekonomi. Dia menegaskan, seluruh komponen Bangsa Indonesia mempunyai kewajiban yang sama untuk menerapkan keadilan ekonomi. Sila kelima berbunyi, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Sebagaimana diketahui, Kegiatan Dzikir Nasional merupakan rangkaian kegiatan Festival Republik yang digelar pada 29-31 Desember 2017 di Masjid At-Tin, TMII di Jakarta. Festival Republik mencakup acara bazaar, cerdas tangkas lima Pilar, talk show, donor darah, fun science, Republikustik dan door prize. Puncak Festival Republik adalah Dzikir Nasional di malam pergantian tahun. Dzikir Nasional kali ini merupakan untuk kali ke-16.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement