Sabtu 23 Dec 2017 11:57 WIB

Peringati Hari Ibu, BMH akan Gelar Sekolah Ibu Hebat

Salah satu kegiatan yang diadakan oleh Laznas BMH, pelatihan ibu hebat (foto atas) dan Hamidah, binaan BMH dalam pemberdayaan ekonomi (foto bawah).
Foto: Dok BMH
Salah satu kegiatan yang diadakan oleh Laznas BMH, pelatihan ibu hebat (foto atas) dan Hamidah, binaan BMH dalam pemberdayaan ekonomi (foto bawah).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ibu dalam adat ketimuran dan peradaban Islam memiliki peran strategis dalam segala sisi. Mulai dari melahirkan hingga mendidik generasi penerus sebuah bangsa dan negara.

Di dalam Islam, seorang ibu sangat dimuliakan. Sampai-sampai Nabi pun melarang setiap Muslim durhaka kepada ibunya. "Sesungguhnya Allah Ta'ala mengharamkan kalian berbuah durhaka kepada ibu-ibu kalian." (HR. Bukhari Muslim).

Sebagai bukti rasa cinta dan bangga terhadap kaum ibu, Laznas Baitul Maal Hidayatullah (BMH ) akan menyelenggarakan acara Sekolah Ibu Hebat. Kegiatan dalam ranga memperingati Hari Ibu  tersebut  acara akan dilaksanakan di Islamic Center Bekasi, Jawa Barat, Rabu (27/12).

“Program Sekolah Ibu Hebat  mengajak semua pihak untuk sadar bahwa yang mesti kita hormati, cintai setelah ibu kandung adalah mereka kaum ibu yang patut kita perhatikan untuk lebih berdaya dan mandiri,” kata Direktur Operasional BMH Megapolitan, Rama Wijaya, dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (22/12).

Ia menambahkan, Sekolah Ibu Hebat  mengajak kaum ibu untuk aktif terlibat sebagai peserta dalam "Pelatihan Membuat Kue dari Ubi" dengan nara sumber Neni Sukmayani. Ia  merupakan pendiri Komunitas Bakul Kue Rumahan Indonesia.

Kemudian, "Motivasi Kewirausahaan" yang akan diisi oleh Abdul Rahman Hantiar. Ia adalah founder Tangan Di Atas (TDA).

"Sekolah Ibu Hebat merupakan program pelatihan dari BMH untu janda dan ibu dhuafa agar produktif berkarya dan mandiri. Sebab,  mereka adalah kaum ibu yang kita juga penting ikut memberdayakan agar mereka mandiri, terlebih jika terhadap ibu kandung, kita telah benar-benar berbakti," ujar Rama.

Sekolah Ibu Hebat ini juga merupakan inisiasi BMH untuk menjaring kaum ibu secara lebih luas bisa eksis, berdaya dan mandiri. Contohnya Hamidah yang telah lama menjadi binaan BMH dalam pemberdayaan ekonomi.

Hamidah (40 tahun) telah eksis dan mandiri dengan berjualan susu kacang kedelai sejak tahun 2006.

Saat itu, suaminya sakit keras dan tidak bisa lagi bekerja sebagai sopir bus. Setelah sang suami meninggal dunia, Hamidah pun harus turun tangan menjadi tulang punggung keluarga.

“Saya tidak punya pendidikan, karena itu saya bingung. Mau jualan apa. Akhirnya ketemu tukang sayur. Saya lihat ada kacang kedelai. Karena saya nggak punya uang, saya ngutang kacang kedelai setengah kilo,” kenang wanita yang pernah menjadi kondektur ini.

Dengan bermodalkan kacang kedelai, ia pun mulai berjualan susu kedelai keliling kampung dan kini telah bisa berdaya dan mandiri.

Hamidah, hanya salah satu contoh ibu yang harus berjuang menjadi tulang punggung keluarga. Tanpa keahlian yang mumpuni, mereka harus bisa melakukan sesuatu agar anak-anak tetap bisa sekolah dan makan yang cukup.

“Kondisi inilah yang melatarbelakangi Baitul Maal Hidayatullah (BMH) untuk menguatkan program pemberdayaan ibu dengan nama Sekolah Ibu Hebat,” tutur Rama Wijaya.

Tahun ini, BMH sudah melakukan beberapa pelatihan. Contohnya,  pembuatan abon dan stik tulang ikan di Pakowa Bunta, Sulawesi Tengah;  kue onde-onde dan peyek di Semarang;  dan pelatihan menjahit di Jawa Timur. Program-program tersebut sudah menyasar sekitar 360 janda dan ibu dhuafa.

“Rencananya, program-program sejenis akan dilakukan di beberapa daerah di Indonesia agar makin banyak ibu tulang punggung keluarga yang mandiri dan makin sejahtera,” pungkas Rama Wijaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement