Kamis 21 Dec 2017 13:41 WIB

Ramainya Pengunjung Festival Seni Islam Sharjah di UEA

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Agus Yulianto
Kota Dubai, Uni Emirat Arab.
Foto: AP
Kota Dubai, Uni Emirat Arab.

REPUBLIKA.CO.ID, SHARJAH -- Sebuah masjid terbang, paviliun bunga, dan sejumlah karya seni lainnya tampak terpajang di berbagai tempat di kota Sharjah, kota ketiga terbesar di Uni Emirat Arab (UEA). Pajangan berbagai karya seni tersebut tidak lain adalah bagian dari tengah berlangsungnya Festival Seni Islam Sharjah (SIAF) yang ke-20.

Festival yang diresmikan oleh Ketua Dewan Media Sharjah, Sheikh Sultan bin Ahmed Al Qasimi, itu telah menarik banyak pengunjung. Festival yang akan berlangsung hingga 23 Januari 2018 mendatang itu diselenggarakan oleh Departemen Kebudayaan dan Informasi Sharjah. Acara digelar di bawah naungan Yang Mulia Dr Sheikh Sultan bin MOhammed Al Qasimi, anggota Dewan Tertinggi dan Penguasa Sharjah.

Warga Sharjah tampak berkumpul di amfiteater (gelanggang terbuka untuk pertunjukan hiburan dan seni) Al Majaz, di mana Masjid Terbang dipamerkan. Masjid terbang itu merupakan proyek seni yang dibuat oleh arsitek Choi dan Shine, yang masing-masing berasal dari Amerika Serikat dan Inggris.

Kedua arsitek itu mengatakan, bahwa Masjid Terbang itu bertujuan untuk menciptakan rasa takjub di antara para penonton. Karena masjid didesain dengan lilitan yang rumit dan menghasilkan efek menenangkan. Bentuk mengambang secara misterius dan perlahan naik, kontras dengan pemandangan kota dan langit malam yang memikat.

Sementara itu, terdapat karya seni yang berjudul Floral Pavilion yang diciptakan oleh Aden Chan dan Stanley Siu dari Hong Kong. Karya seni tersebut dipamerkan di tepi laut Al Majaz. Karya seni itu merupakan sejenis kubah dengan pola Arabis yang terinspirasi oleh desain Islam yang berpengaruh. Pameran karya seni itu setidaknya telah menarik banyak pengunjung dan hendak memotret dan mengagumi desain uniknya.

Di Al Qasba di Pusat Seni Maraya, sejumlah seniman menampilkan berbagai jenis pola kesenian. Termasuk, kreasi dari artis Mesir Magdy Al Kafrawi. Karyanya berupa Seni Rupa Grafiti yang telah menarik perhatian pengunjung.

Magdy menjelaskan, bahwa isi dari proyek grafiti itu mencerminkan warisan Islam. Yang mana, menurutnya, gagasan utama di balik proyeknya itu ialah mengenalkan seni dengan cara yang sesuai dengan seni modern.

"Karya mural saya didasarkan pada penggunaan kosa kata Islam dalam bentuk yang diketahui atau melalui gerak visual yang menunjukkan eksistensinya dengan menggunakan bahan baku yang berbeda seperti Arabesque, Khyamia (tambal sulam) dan lainnya dalam pekerjaan menyisir graffiti dan mural," kata Magdy, dilansir dari Khaleej Times, Kamis (21/12).

Selain itu, adapula sebuah karya seni yang merupakan Ornamen Nabi Muhammad (SAW) yang menjadi pusat perhatian di area Seni Kaligrafi. Desain kaligrafi itu dibuat oleh Ahmed Al Qamri dari Irak.

Mohamed Ibrahim Al Qaseer, koordinator umum SIAF sekaligus direktur Urusan Budaya pada Departemen Budaya dan Informasi Sharjah, mengatakan bahwa festival edisi ke-20 ini menampilkan karya seni yang luar biasa dan menarik sejumlah besar pengunjung. Yang mana, seniman dari seluruh dunia menghadirkan karya yang unik dan ekslusif di SIAF. Menurutnya, karya seni itu menceritakan sejarah dan warisan Islam.

"Kunjungan yang menakjubkan dari para pengunjung ke festival ini belum pernah terjadi sebelumnya. Ini menunjukkan minat para pengunjung, terutama warga, yang dimiliki pada berbagai jenis seni," kata Al Qaseer.

Ketua panitia penyelenggara SIAF Khalid Muslit mengatakan, bahwa tampilan karya seni di berbagai daerah telah memberikan kontribusi besar dalam menarik lebih banyak pengunjung. Ada 44 pameran, 31 di antaranya adalah karya seniman dari Uni Emirat Arab, negara-negara tetangga Arab, dan negara-negara lain di seluruh dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement