REPUBLIKA.CO.ID, Berbicara turis yang berkunjung ke Azerbaijan, tidak mungkin menghindari meningkatnya jumlah wisatawan yang datang dari negara-negara Muslim. Hal itu membuat negara tersebut mempertimbangkan mengembangkan pariwisata halal. Sebuah subkategori pariwisata yang selaras dengan hukum dan tradisi Islam.
Dilansir dari Azer News pada Senin (18/12), Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Azerbaijan sedang mempersiapkan sebuah proyek standar negara yang disebut Sistem Manajemen Halal - Hotel. Proyek ini memiliki persyaratan umum untuk hotel yang menawarkan layanan halal.
Sistem itu mensyaratkan hotel yang menyediakan layanan halal harus memenuhi komitmen terhadap pelanggan sesuai dengan presentasi. Pengelola hotel tak boleh menipu baik dalam bentuk periklanan, kampanye, dan harga. Pun pengelola hotel harus memberi perhatian maksimal pada pada sensitivitas religius para tamu.
Proyek tersebut menyatakan hotel yang menawarkan layanan halal harus memenuhi persyaratan tertentu, khususnya, menyediakan layanan yang diiklankan. Bahan kimia dan bahan lainnya yang digunakan, harus memenuhi persyaratan sanitasi dan kebersihan sesuai standar halal.
Salah satu perumus proyek, Rahman Safarov mencontohan, konsep ini juga mendorong hotel tak memasang kamera video dan rekaman audio di kamar, kamar mandi, kolam renang, ruang pijat, ruang ganti. Pun, tamu pria dan wanita di tempat-tempat tertentu harus dilayani oleh pekerja dari jenis kelamin yang sama.
Dekan Pariwisata dan Perhotelan Universitas Pariwisata dan Manajemen Azerbaijan itu mengatakan karyawan hotel diharuskan menjalani pemeriksaan kesehatan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Kegiatan karyawan harus memenuhi persyaratan standar sanitasi dan higienis. Seragam pekerja hotel juga tak boleh bertentangan dengan norma-norma Islam.