REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Adam AS diturunkan dari surga ke bumi setelah melanggar perintah Allah SWT. Adam yang diminta untuk menjauhi buah khuldi ternyata 'terpeleset' godaan setan. Dia pun menjajal buah itu. Setelah itu, Adam dan Hawa diturunkan ke bumi dalam kondisi terpisah.
Sering kali kisah Adam turun dari surga ditafsirkan karena salah Siti Hawa. Syahdan, Hawa disebut membujuk Adam untuk memetik buah khuldi tersebut. Syekh Yusuf Qaradhawi dalam Fiqih Kontemporer menjelaskan, sumber pendapat ini adalah kitab Taurat dengan segala bagian tambahannya. Kisah ini diimani oleh kaum Yahudi dan Nasrani.
Namun, bagi para pembaca Alquran akan berbeda. Allah berfirman, "Dan Kami berfirman, 'Hai Adam, diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan- makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang zalim." (QS al- Baqarah:35).
Dalam ayat lainnya, disebutkan jika sosok yang mendorong Adam dan Hawa untuk memakan buah terlarang itu adalah setan. "Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula. . "(al-Baqarah:36).
Kisah tentang setan menipu Adam dan Hawa secara detail diterangkan dengan perinci dalam QS al-Araf (20-23). "Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup bagi mereka, yaitu auratnya, dan setan berkata, 'Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga). Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya, 'Sesungguhnya saya termasuk orang yang memberi nasihat kepada kamu berdua.'
Maka setan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasakan buah kayu itu, tampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka, 'Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?Keduanya berkata, Ya Tuhan kami, kami telah telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi." (QS al- Araf: 20-23).
Dalam ayat lainnya, Allah berfirman, "Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa (akan perintah itu) dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat... " (QS Thaha 115). Dalam ayat ini, Adam AS merupakan pihak yang pertama diminta pertanggungjawaban tentang pelanggaran itu, bukan Hawa. Karena itu, peringatan dari Allah ditujukan kepada Adam.
Kekurangan itu pun dinisbatkan kepada Adam dan yang dipersalahkan pun Adam. Meski istrinya turut melakukan pelanggaran, petunjuk ayat-ayat Alquran menjelaskan jika peranan Hawa tidak seperti peran Adam. Hawa pun memakan buah khuldi dan melanggar aturan tersebut karena mengikuti Adam. Meski demikian, Nabi Adam kemudian bertaubat. Allah pun memberi keduanya petunjuk untuk menjadi khalifah di muka bumi. Wallahu a'lam