Rabu 13 Dec 2017 18:34 WIB

Membangun Pendidikan Islam Modern

Rep: Syahruddin el-Fikri/ Red: Agung Sasongko
Pendidikan Islam
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pendidikan Islam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak 13 abad silam tepatnya pada 750-1258 Masehi (tahun 133-656 H), perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam tumbuh pesat. Madrasah nizhamiyah, lembaga pendidikan Islam yang didirikan Dinasti Abbasiyah di masa Kekhalifahan Harun al-Rasyid kemudian diteruskan oleh putranya, Khalifah al-Ma'mun, Kota Baghdad (Irak) menjadi pusat peradaban ilmu pengetahuan dan peradaban Islam. Ketika itulah masa kejayaan Islam (The Golden Ages of Islam) dalam bidang pendidikan.

Ketika itu, madrasah nizhamiyah sudah menerapkan sistem pembelajaran secara sistematis sehingga memudahkan para penuntut ilmu dalam menerima pelajaran yang diberikan. Pada masa ini pula, lembaga perpustakaan (Baitul Hikmah) didirikan. Termasuk pusat penelitian (laboratorium).  Karena itu, madrasah nizhamiyah menjadi cikal bakal berdirinya lembaga pendidikan Islam modern seperti saat ini.

Tak heran bila lembaga pendidikan ini kemudian diminati dan dikagumi banyak penuntut ilmu dari berbagai negara. Bila sebelumnya, ilmu pengetahuan berkembang di Persia, Yunani, dan India, secara perlahan berpindah ke Kota Baghdad. Yunani yang terkenal dengan filsafatnya dan banyak melahirkan filsuf terkenal, seperti Aristoteles, Plato, dan Socrates, kemudian Persia dengan arsitektur dan sastranya serta India dengan ilmu berhitung dan astronomi (perbintangan), akhirnya memilih Baghdad sebagai tempat menuntut ilmu.

Hal ini disebabkan oleh Khalifah Harun al-Rasyid yang memerintahkan untuk dilakukan penerjemahan karya-karya ilmuwan terkenal itu ke dalam bahasa Arab dan memberikan komentar (penjelasan) atas karya-karya tersebut dengan khazanah Islam.

Tak hanya di Baghdad, kota-kota lainnya di sekitar Irak juga berkembang menjadi pusat peradaban Islam dan ilmu pengetahuan. Di antaranya, Samarra, Mosul, Kufah, dan Basrah. Di beberapa kota ini juga didirikan madrasah nizhamiyah yang menjadi cabang dari madrasah yang ada di Baghdad.

Tak heran, bila kemajuan peradaban dan ilmu pengetahuan Islam yang berkembang di Baghdad ini melahirkan ilmuwan-ilmuwan Islam terkenal, seperti Ibnu Sina dan al-Razi (kedokteran), al-Fazari dan al-Fargani (astronomi), Abu Ali al-Haitami (optik), Jabir Ibn Hayyan (kimia), al-Farabi dan Ibnu Rusyd dalam bidang filsafat. Pemikiran para ilmuwan Islam ini banyak mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan di negara-negara Barat.

La Strange dalam bukunya Baghdad During the Abbasid Calipate, menyebutkan, madrasah nizhamiyah yang didirikan oleh Dinasti Abbasiyah itu merupakan lembaga pendidikan yang sangat istimewa.

Bagaimana dengan pendidikan Islam masa kini, termasuk di Indonesia? Banyak hal yang harus selalu dikembangkan. Pada abad ke-13 hingga 19 Masehi, lembaga pendidikan Islam seperti pesantren mampu melahirkan para ulama dan tokoh Muslim yang mampu mewarnai sejarah perjalanan bangsa ini.

Sebut saja, Syekh Nawawi al-Bantani, KH Hasyim Asy'ari, KH Ahmad Dahlan, KH Wahab Hasbullah, Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, Syekh Yasin Padang, Ahmad Khatib Sambas, Syekh Mahfudz at-Tirmasi, dan Syekh Abdusshomad Palembang. Mereka adalah ulama dan tokoh-tokoh Islam yang cukup dikenal di berbagai negara di Timur Tengah dan Asia Tenggara. Karya-karya mereka, antara lain, Safinatun Naja, Nur al-Zhalam, dan Sabilal Muhtadin banyak dipelajari para penuntut ilmu di berbagai negara hingga sekarang ini.

Kini, pemerintah melalui Departemen Agama terus berupaya mengembangkan pendidikan Islam ini. Berbagai cara dilakukan. Mulai dari mengirimkan para pelajar untuk menuntut ilmu di luar negeri, hingga membangun sistem pendidikan Islam yang lebih modern dengan mengembangkan jaringan informasi dan teknologi. Upaya ini diharapkan mampu menjadikan lembaga pendidikan Islam sebagai pendidikan modern yang tidak hanya mengajarkan tentang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), tetapi juga dilandasi dengan semangat iman dan takwa (imtak). Sehingga, muncul pribadi-pribadi Muslim yang berpengetahuan tinggi dengan akhlak dan moral yang baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement