Sabtu 02 Dec 2017 06:56 WIB

Peran Sufi Tarekat dalam Dakwah Islam di Mauritania

Rep: marniati/ Red: Agung Sasongko
Perjalanan sufi (ilustrasi)
Foto: Blogspot.com
Perjalanan sufi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Islam pertama kali masuk ke selatan Afrika Barat, termasuk Mauritania, melalui pedagang dan pengrajin Muslim. Mereka kemudian mendirikan tarekat.

Meskipun tasawuf dan tarekat memainkan peran dalam ekspansi awal Islam, hal ini berlangsung tidak sampai abad ke-19. Tarekat menyebarkan Islam secara damai ke daerah-daerah. Sikap antipati terhadap kolonial menumbuhkembangkan tarekat dan mendongkrak pengaruh tarekat.  

Dua tarekat sufi terbesar di Mauritania adalah Tarekat Tijaniyah dan Qadiriyyah. Namun, tarekat-tarekat kecil juga ada. Seperti Syadziliyah yang berpusat di Boumdeit, Tagant, dan Goudfiya. Pengikut tarekat ini juga ditemukan di daerah Tagant, Adrar, Hodh ech Chargui, dan Hodh el Gharbi.

Penyebaran Islam ke arah barat dan selatan Afrika melalui pendekatan kultural. Dahulu, warga Mauritania memiliki kepercayaan tradisional dengan menyembah roh nenek moyang. Melalui pendekatan kultural, tradisi kepercayaan ini dapat beralih ke ajaran tauhid.

Mauritania merdeka pada 1960. Setelah merdeka, Mauritania mendeklarasikan dirinya sebagai Republik Islam. Moktar Ould Daddah menjadi presiden pertama pascakemerdekaan. 

Namun, sebuah kudeta militer pada 1978 menggulingkan Daddah. Kolonel Mohamed Ould Khouna Haidalla, salah satu pengkudeta, menjadi kepala pemerintah pada 1980 dan menerapkan hukum Syariah. Pada 2005, Maaouya Ould Sid'Ahmed Taya, penerus Ould Haidalla, kembali digulingkan dalam kudeta militer.

Politik Islam, atau Islamisme diperkenalkan di wilayah ini pada 1970-an. Ketidakstabilan pemerintahan yang diikuti dengan kudeta yang menggulingkan Daddah melahirkan gerakan-gerakan keagamaan, seperti Ikhwanul Muslimin, Wahabbism, dan Jamaah Tabligh. 

Islamis bersatu sebagai partai politik pada 1980-an, tetapi secara politik keberadaan mereka mulai  ditekan pada 1994. Tekanan pemerintah terhadap organisasi Islam, terus berlanjut sepanjang 2000-an. 

Pada 2005, beberapa tokoh Islam dituduh sebagai penyebar ajaran terorisme. Sebanyak 80 orang ditangkap dan belasan lainnya dipenjara  pada 2006.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement