Jumat 01 Dec 2017 11:17 WIB
Maulid Nabi Muhammad

Menyambut Perintah Allah SWT, Rasulullah Pun Mulai Berdakwah

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agus Yulianto
Berbagai kesulitan lebih sering mendorong seseorang untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT (ilustrasi)..
Foto:
Suasana kota Makkah pada tahun 1850

Abdullah bin Abi Rabi'ah bersama Amr bin Ash belum menyerah. Kedua utusan Quraisy itu kembali datang kepada Najasyi esok harinya dan mencoba menggoyahkan Najasyi dengan menyebut kaum Muslim mengejek Isa. Najasyi meminta kaum Muslim untuk menjelaskan itu.

Ja'far menerangkan, seperti yang diajarkan Rasulullah, Isa adalah hamba Allah, utusan Allah, ruh Allah, dan kalimat Allah yang diturunkan kepada perawan Maryam yang taat. Najasyi menyatakan, perbedaan pernyataan Ja'far dengan apa yang tahu hanya berbeda amat sedikit. Najasyi meminta kedua utusan Quraisy pulang dan membawa hadiah-hadiah mereka kembali.

Tak lama setelah kedua utusan itu kembali dengan kegagalan, Umar bin Khattab bertambah gusar dengan kehadiran Islam. Umar merasa Islam telah memecah belah Mekkah. Kekesalan Umar memuncak dan mendorongnya menghunus pedang dan hendak membunuh Rasulullah.

Di tengah jalan, ia bertemu dengan kerabatnya, Nu'aym bin Abdillah yang sudah menjadi Muslim secara rahasia. Mendengar niat Umar, Nu'aym mencari cara menjauhkan Umar dari Rasulullah dengan meminta Umar membereskan ipar dan adiknya dulu yang sudah masuk Islam.

Umar geram dan segera menuju rumah ipar dan adiknya, Sa'id dan Fathimah. Mendengar kedatangan Umar, Fathimah yang sedang bersama Sa'id dan seorang kerabat mereka bernama Khabbab menyembunyikan lembaran berisi potongan ayat surat Thaha yang sedang mereka baca. Di sana, Umar yang marah menyerang Sa'id dan menampar Fathimah dan membuat wajah Fathimah berdarah. Melihat itu, Umar menyesal. Ia lalu meminta Fathimah menyerahkan lembar yang disembunyikan.

Setelah meletakkan pedang dan bersuci, Umar menerima lembaran itu dari Fathimah dan membacanya, ''Betapa indah dan agungnya kata-kata ini''.

Khabbab menyampikan, ia pernah mendengar Rasulullah berdoa agar Allah menjayakan Islam melalui salah satu orang, Abu al-Hakim bin Hikam atau Ummar bin Khattab. Umar lalu meminta Khabbab menyatakan dimana Rasulullah berada. Sambil menghunus pedang, Umar menuju tempat Rasulullah, namun bukan untuk membunuhnya, melainkan untuk masuk Islam. Setelah itu, Umar lalu mendeklarasikan keislamannya kepada warga Makkah.

Beberapa waktu berdiam di Makkah, ada kabar warga Mekkah masuk Islam dan mendorong sebagian kaum Muslim di Habasyah kembali ke Makkah. Sayang, kabar itu tidak benar sehingga mereka hanya bisa masuk ke Makkah atas jaminan orang-orang yang punya kedudukan.

Berselang setelah itu, 30 orang Nasrani dari Habasyah datang ke Mekkah bersama Ja'far bin Abi Thalib. Mereka menyatakan menjadi Muslim. Abu Jahal mendengar berita itu dan mencemooh puluhan orang itu. Namun orang-orang Habasyah itu tidak menghiraukan. Allah SWT lalu menurunkan wahyu, surat Al-Qashash ayat 52-55.

Pada tahun ke 10 kenabian, istri dan paman Rasulullah, Khadijah binti Khuwailid dan Abi Thalib wafat. Keduanya merupakan pengukuh Rasulullah selama 10 tahun dakwah di Mekkah. Sebelum Abu Thalib wafat, Rasulullah sempat menemuinya untuk mengajak masuk Islam. Sayang, keinginan itu tak pernah terwujud hingga Abu Thalib wafat.

Pada tahun-tahun yang berat itu, Rasulullah kemudian berangkat ke Thaif bersama Zaid bin Haritsah, berharap kaum Tsaqib di sana dapat menerima Islam dan memberi dukungan. Sampai di sana, Rasulullah mengajak para pemuka kaum Tsaqib untuk beriman, namun ditolak. Bukan itu saja, mereka bahkan memerintahkan para budak dan anak-anak untuk mengusir dan melempari Rasulullah dan Zaid menggunakan batu.

Rasulullah dan Zaid berlindung di kebun anggur milik Uqbah bin Rabi'ah. Dua anak Rabi'ah memerhatikan mereka. Di sana, Rasulullah berdoa, ''Ya Allah, kepadaMu aku mengadukan kelemahanku, kekurangsanggupanku, dan ketidakberdayaan diriku berhadapan dengan manusia. Wahai Yang Maha Pengasih dan Penyayang, Engkau pelindung si lemah dan Engkau juga pelindungku.

Kepada siapa hendak Engkau serahkan diriku? Jika Engkau tidak murka padaku, semua hal lain tidak aku hiraukan karena amat besar nikmatMu. Aku berlindung pada sinar cahaya wajahMu yang menerangi kegelapan dan mendatangkan kebajikan di dunia dan akhirat, dari murka yang hendak Engkau turunkan kepadaku. Hanya Engkau yang berhak menegur dan menyalahkanku hingga Engkau berkenan. Tiada daya dan kekuatan selain atas izinMu''.

Mendengar itu, kedua anak lelaki Rabi'ah memerintahkan pelayan mereka, Addas untuk memberikan buah anggur kepada Rasulullah dan Zaid. Setelah dipersilakan, Rasulullah membaca basmalah sebelum memakan buah anggur di hadapannya. Addas terkejut. Rasulullah lalu bertanya dari mana Addas berasal dan apa agamanya.

Addas menjawab ia seorang Nasrani dari Ninawa. Rasulullah menyatakan Ninawa adalah tempat seorang shalih berasal, Yunus putra Mathius. ''Yunus bin Mathius adalah saudaraku. Ia seorang nabi, akupun seorang nabi.'' Mendengar itu, Addas berlutut dan mencium kepala, kedua tangan, dan kedua kaki Rasulullah.

Dalam perjalanan kembali ke Makkah, Rasulullah singgah di Nikhlah dan shalat malam di sana. Saat membaca ayat-ayat Alquran, beberapa jin yang melintas mendengarkan. Usai shalat, Rasulullah bicara dengan mereka dan meminta mereka mengajak kaumnya untuk beriman.

sumber : Martin Lings. Muhammad: Kisah Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik. Serambi; Hepi Andi Bastoni. 101 Wanita Teladan di Masa Rasulullah. Robbani Press.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement