REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tertawa adalah manusiawi, demikian juga Rasulullah SAW. Namun tertawanya beliau mengandung senyum, tidak terbahak-bahak bahkan berlebihan. Sebab beliau menyadari bahwa tertawa berlebihan dapat menjatuhkan wibawa dan mematikan hati.
Berdasarkan buku yang berjudul ‘Teladan Muhammad’ berikut merupakan cara Rasulullah SAW tertawa:
Tertawa dengan Tersenyum
Aisyah meriwayatkan, “Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW tertawa terbahak-bahak sehingga kelihatan batas kerongkongannya. Namun, tertawanya beliau adalah dengan tersenyum.” (HR. Bukhari, kita al-Adab)
Abdullah bin Harits bin Jaza ra meriwayatkan, “Rasulullah SAW tidak pernah tertawa melainkan dengan tersenyum.” (HR. At-Tirmidzi, kitab al-Adab)
Beliau tertawa karena ada yang membuatnya tertawa, seperti sesuatu yang membuatnya kagum, takjub, atau dianggap langka.” (Zadul Ma’ad hlm. 101)
Tertawa dengan Menampakkan Gigi Geraham
Abdullah bin Mas’ud berkata, “Sungguh aku telah melihat Rasullah SAW tertawa hingga gigi gerahamnya terlihat.”
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa Nabi SAW lebih banyak tersenyum atau tidak tertawa terbahak-bahak. Beliau lebih suka tersenyum saat menegur seseorang atau ketika menasehati umatnya. Beliau juga menyatakan bahwa senyum itu adalah sedekah.
Inilah teladan bagi kaum Muslim, agar tidak berlebihan jika tertawa. Diperbolehkan tertawa jika bukan dari hal yang dusta atau dibuat-buat demi mengundang tawa manusia.