Rabu 29 Nov 2017 00:09 WIB
Kampung Sehat Bebas Asap Rokok Binaan Baznas

Maka, Jangan Sampai Sakit Akibat Merokok, Tapi tak Mampu Berobat

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agus Yulianto
 Kepala Rumah Sehat BAZNAS (RSB) Indonesia dr. Meizi Fachrizal Achmad, M.Si (kanan), didampingi tokoh masyarakat Bantul Mbah Tujilan (kedua dari kanan) meresmikan program Kampung Tanpa Asap Rokok di Dusun Sulangkidul, Desa Jetis, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Sabtu (25/11).
Foto:

Wilayah Binaan Rumah Sehat Baznas

Rumah Sehat Baznas menginformasikan, di satu dusun bisa dibuatkan beberapa program sesuai potensinya. Kalau warga di Dusun Sulang Kidul dan Dusun Pandean yang menjadi wilayah binaan Rumah Sehat Baznas Yogyakarta diarahkan ke program KSBAR. Karena banyak bapak-bapak perokok aktif. Sementara, pemudanya diarahkan ke kegiatan memilah sampah dan kerjasama dengan Puskesmas.

"Ibu-ibunya diarahkan untuk membuat apotek hidup atau menanam tanaman obat keluarga di halaman rumah," kata Dokter Tria.

Ia melanjutkan, para pemuda yang memilah sampah memisahkan antara sampah yang bisa dijual dan yang bisa ditimbun untuk dijadikan pupuk. Contohnya, sampah plastik dikumpulkan dari setiap rumah warga untuk dijual ke pengepul. Hasil penjualannya masuk ke tabungan dusun untuk kegiatan masyarakat.

Sementara, Omah Cegah Dimensia di Dusun Bibis dijadikan pusat aktivitas warga untuk mencegah penyakit demensia atau pikun. Rumah Sehat Baznas Yogyakarta bekerjasama dengan Yayasan Alzheimer Indonesia dan Klinik Memori Disarsito membuat Omah Cegah Dimensia bersamaan dengan diluncurkannya program KSBAR.

"Kita tes dulu tingkat kepikunan para lansia itu, setelah dilakukan tes, nanti kita intervensi agar kepikunan tidak menjadi sesuatu yang biasa bagi lansia," terangnya.

Menurut pandangan Rumah Sehat Baznas, pikun adalah penyakit. Jadi jangan memaklumi pikun, sebab pikun bisa dihindari. Di samping itu, pikun juga bisa menambah beban keluarga. Misalnya ada lansia yang pikun, tentu menjadi beban bagi keluarga.

Kepala Rumah Sehat Baznas Indonesia, Dokter Meizi Fachrizal Achmad menerangkan, Rumah Sehat Baznas Yogyakarta didirikan 2012. Setiap harinya ada 40 sampai 60 pasien yang berobat ke Rumah Sehat Baznas Yogyakarta.

"Semua pasien mustahik semua, karena ini dari dana zakat, semua yang boleh berobat adalah yang mustahik," ujarnya.

Ia mengatakan, kalau Rumah Sehat Baznas sudah kerjasama dengan BPJS, Insya Allah yang bukan mustahik boleh berobat di Rumah Sehat Baznas. Mengingat Rumah Sehat Baznas Yogyakarta setiap harinya dikunjungi banyak pasien mustahik, Dokter Fachrizal berencana meningkatkan fasilitas Rumah Sehat Baznas.

Saat ini pasien mustahik baru bisa melakukan rawat jalan. Rencana mau membuat fasilitas rawat inap. Fasilitas rawat inap dan persalinan juga diperlukan Rumah Sehat Baznas Yogyakarta. Mustahik yang berobat ke Rumah Sehat Baznas semua biaya ditanggung para muzaki melalui Baznas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement