Jumat 17 Nov 2017 07:35 WIB

Lamakera: Pusat Peradaban Muslim dari Kepulauan Solor

Kampung Lamaholot  Lamakera, Nusa Tenggara Timur.,
Foto:
Pesisir Lamakera.

Saat ini warga kampung Lamakera memiliki kesediaan SDM berupa kaum terpelajar lulusan S1 yang sudah hampir memenuhi semua bidang keilmuan. Secara agregat dapat dipastikan bahwa setiap rumah di Lamakera memiliki satu orang sarjana. In bisa  dilihat jumlah sarjana S1 asal kampung nelayan ini secara keseluruhan dar berbagai perguruan tinggi yang ada di Yogyakarta, Makasar, Kupang , Malang, Jakarta dll.

Selain itu juga Lamakera juga telah memiliki sejumlah lulsan S2 dan baru satu orang S3. Jumlah ini dalam waktu yang tak terlalu lama lagi akan  terus bertambah jumlahnya.  SDM Lamakera, merupakan energi perubahan yang memiliki kualitas unggul yang tidak diragukan. Meskipun ada saja yang bermasalah tetapi tidak mempengaruhi keseluruhan potensi intelektual yang dimiliki Lamakera.

Masjid yang megah dan indah, menar yang menjualang tinggi yang ada di kampung itu, semestinya dapat dioptimalkan fungsi dan peran sebagai pusat kegiatan kajian pengembangan kemasyarakatan.

Di sana dapat dijadiikan pusat kajian kegiatan pengembangan pemikiran dan dakwah Islam, pusat pengembangan koperasi dan ekonomi umat. Dalam kaitan ini kewibawaan masjid yang megah dan indah itu sudah saatnya pula memiliki imam seorang serjana agama. Bandingkan sebuah gereja kecil yang juga ada di dekat kampung itu, meski dengan jamaah terbatas namun sudah dipimpin oleh seorang romo lulusan sekolah tinggi teologi Katolik.

Sekolah menengah itu perlu dikembangkan menjadi Madrasah Aliyah Plus, yang dikembangkan menjadi sekolah ungglan dalam bidang Bahasa asing, IT dan Study Islamica. Sekolah ini mempersiapkan lahirnya anak anak islam yang menguasai bahasa asing, menguasai information and teknologi, menguasa ajaran dan pemikiran keislaman. Anak kampun Lamakera sudah saatna mendapat kesempatan untuk  bisa disekolahkan keluar negeri, Timur Tengah, Eropah, Amerika, Rusia, India, Pakistan dan Afrika.

Alhamdulillah MA Plus Lamakera itu sudah dinegerikan pada bulan April 2017. Surat Keputusannya di antar langsung oleh Menteri Agama RI, Lukman Hakim Syaifuddin yang dihadiri oleh Kakanwil dan Kakandep kementrian agama se NTT.

Beberapa saat lalu peletakan batu pertama pertama Pusat Pendidikan Islam Lamakera Terpadu, kompleks MA Plus Lamakera,  pun sudah dilakukan oleh Prof Dr.HM. Amin Rais, Mantan Ketua MPR RI. Hadir juga Prof. Joko Santoso, Dirjen Dikti Kemendikbud RI, Catur Sapto Edy dan Lorens Dama, anggota DPR RI.

Lamakera kini juga telah memiliki sejumlah kader potensial yang berkiprah di tingkat nasional dan mereka mempunyai network politik dan relasi strategis di tingkat nasional, Seperti Dr HM Ali Taher Perasong, SH, MH. HM Syarifin Maloko SH, Ibnu Umar SU, MSI, Ahmad Johan MSi, Dr Umar Sulaiman, Dr M Taher Maloko, Alwan Suban MA, Dr Nur Anisa Ridwan, Drs. Abdul Malik Usman MA. Jadi sudah terbukti anak kampung nelayan itu kini sudah bisa menjadi anggota legislatif maupun menjadi ilmuwan, hingga pejabat negara.

Inilah modal yang akan menjadikan Lamakera sebagai pusat Peradaaban Islam di kawasan NTT, atau setidaknya di lingkungan Lamaholot Kepulauan Solor.

Jadi kampung Lamakera akan menjadi cahaya peradaban Islam meski berasal dari kampung nelayan yang berada di pesisir kepulauan Solor. Mereka akan terkenal, tak hanya atas tradisi berburu pausnya, tapi juga karena keunggulan manusianya.

* MHR Shikka Songge, anak kampung nelayan Lamakera.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement