REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Masjid Indonesia (DMI) menggelar Muktamar ke-VII di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, pada 10-12 November 2017. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yang terpilih kembali secara aklamasi menjadi ketua umum DMI periode 2017-2022 mendorong masjid untuk pemberdayaan perekonomian umat.
"Hasil-hasil muktamar, antara lain, telah menetapkan kembali secara aklamasi Bapak Kiai Haji Muhammad Jusuf Kalla sebagai ketua umum DMI periode 2017-2022," kata Ketua Panitia Pelaksana Muktamar ke-VII DMI, Imam Addaruqutni dalam pidato penutupan muktamar, Ahad (12/11). Imam mengharapkan, di bawah kepemimpinan Jusuf Kalla DMI akan semakin maju.
Ia menilai, peserta muktamar dari berbagai daerah di Indonesia juga sangat antusias kali ini. Mereka memiliki semangat ukhuwah istisyarah dan ukhuwah akhowiyah (musyawarah yang penuh persaudaran). "Muktamar ini diikuti 1.193 peserta dari seluruh Indonesia, ini adalah muktamar yang terbesar bagi DMI, insya Allah DMI akan semakin besar," ujarnya.
Jusuf Kalla mensyukuri muktamar DMI yang berjalan sukses. "Bersyukur alhamdulillah, muktamar yang sudah berjalan selesai dengan berbagai keputusan," kata JK saat memberikan pidato penutupan Muktamar ke-VII DMI, kemarin.
JK juga mengucapkan terima kasih karena telah diberi amanah lagi menjadi ketua umum DMI. Dia kemudian menekankan pentingnya kerja sama antara pengurus DMI di pusat, wilayah, dan daerah. Sebab, banyak hal yang menjadi tugas pokok DMI. "Tugas (DMI) yang paling pokok, bagaimana memakmurkan dan dimakmurkan masjid," ujarnya.
Ia mengungkapkan, selama muktamar telah dibahas tentang program-program untuk memakmurkan dan dimakmurkan masjid. Di samping itu, JK juga mengingatkan peserta yang mengikuti muktamar agar jangan bangga terhadap jumlah yang banyak. Tapi banggalah terhadap apa yang telah diperbuat.
Ia melanjutkan, para pengurus DMI harus mencermati kualitas masjid seperti apa yang telah diciptakan, kualitas dakwah seperti apa yang telah dilakukan dan kualitas pemikiran seperti apa yang telah dilahirkan untuk memakmurkan dan dimakmurkan masjid. JK menegaskan, banyak hal yang bisa dilakukan, seperti melakukan pengembangan ekonomi di sekitar masjid.
"Kalau 800 ribu masjid dan mushala mempunyai program bagaimana memakmurkan wilayahnya, memakmurkan jamaahnya, maka hasilnya akan luar biasa," ujar dia.
JK menjelaskan, jika itu dilakukan, kondisi umat Islam Indonesia tak akan seperti saat ini dengan jumlah sangat banyak, tapi potensi ekonomi kecil. Ia menekankan, permasalahan ini harus diatasi dengan cara yang sederhana.
Di antaranya, menjadikan masjid sebagai sumber informasi dan tempat pelaksanaan kegiatan perencanaan ekonomi. "Bagaimana (supaya) masjid bisa bekerja sama dengan Baznas, Kementerian Agama, ormas-ormas Islam yang besar di daerah," kata dia.
Sebelumnya, Jusuf Kalla juga menyatakan, salah satu program untuk memakmurkan masjid, yaitu dengan memanfaatkan masjid sebagai tempat pendidikan anak. Menurut dia, DMI akan membentuk ribuan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di berbagai daerah melaui bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Ia menuturkan, pendidikan PAUD sangat penting diadakan di masjid untuk memanfaatkan waktu lowong mulai pagi hari hingga siang. Selain itu, jika sejak usia dini anak-anak didekatkan ke masjid, akan mencintai masjid dan memiliki karakter Islami.
JK juga menyampaikan, fungsi masjid pada zaman Nabi Muhammad SAW sangat luas. Selain sebagai rumah ibadah, juga berfungsi untuk tempat bermusyawarah, pusat pemerintahan, pengadilan, dan tempat mengatur strategi perang.
Menurut JK, jumlah penduduk Muslim Indonesia terbesar di dunia dengan berjumlah sekitar 220 juta, sedangkan jumlah masjid dan mushala ada lebih dari 800 ribu. Karena itu, ia berharap masjid-masjid benar-benar dapat dimaksimalkan.
Sekretaris Jenderal DMI, Imam Addaruqutni mengatakan, muktamar ini diikuti seribu lebih peserta yang terdiri atas pimpinan wilayah dan daerah, termasuk juga pimpinan organisasi otonom yang berada di bawah naungan DMI. Sebagai bentuk kebanggaan organisasi, menurut dia, DMI merasa perlu memberikan penghargaan kepada pengurusnya yang berprestasi.
Kemudian, para pengurus dan beberapa organisasi otonom DMI diberikan penghargaan dengan menyerahkan piala yang diserahkan oleh Jusuf Kalla sebagai wakil presiden. Di antaranya, penghargaan itu diberikan kepada Pimpinan Wilayah DMI Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Pimpinan Wilayah Jawa Barat.
Salah satu program unggulan DMI di bawah kepemimpinan Jusuf Kalla ialah program Penataan Akustik (sound system) Masjid. Pada September lalu, tercatat ada 31 ribu masjid di seluruh Indonesia yang telah diperbaiki akustiknya oleh DMI.
(Muhyiddin, Tulisan diolah oleh Fitriyan Zamzami).