REPUBLIKA.CO.ID, Insya Allah setiap mukmin akan masuk surga, meskipun ia harus dibersihkan dulu dengann azab atas dosa-dosanya. Namun bagi hafiz Alquran, ia memiliki keutamaan masuk surga sejak pertama kali. Bahkan, seorang hafiz Alquran dapat memberi syafaat kepada sepuluh orang yang fasik dan banyak dosa besar, tetapi orang kafir tidak akan memperoleh syafaat itu.
Dijelaskan dari buku “Himpunan Fadhilah Amal” karya Maulana Muhammad Zakariyya al-Kandahlawi Rah.a bahwa dari Ali Karramallahu Wajhahu, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa membaca Alquran dan menghafalnya, dan menghalalkan apa yang dihalalkannya dan mengharamkan apa yang diharamkannya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga dan menjaminnya untuk memberi syafaat bagi sepuluh orang keluarganya yang wajib masuk neraka.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Disebutkan dalam Syarh Al-Ihya daftar orang yang akan berada di bawah lindungan Allah SAW pada hari kiamat, ketika seluruh manusia dalam keadaan panik yaitu dalam hadis riwayat Dailami, dari Ali ra bahwa pembawa Alquran, yaitu para hafiz Alquran, akan berada di bawah lindungan Allah bersama para Nabi dan shalihin.
Dari Uqbah bin Amir ra, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Seandainya Alquran diletakkan dalam kulit, lalu kulit itu dicampakkan ke dalam api, niscaya ia tidak akan terbakar.” (Darami)
Ada dua pendapat dari para ahli hadits mengenai maksud hadis di atas. Sebagian berpendapat bahwa kulit yang dimaksud adalah kullit secara umum yaitu kulit-kulit binatang. Dan api adalah api di dunia ini. Hal ini menujukkan mukizat khusus pada zaman Nabi SAW sebagaimana mukjizat para Nabi AS terdahulu.
Pendapat lainnya mengatakan bahwa maksud kulit adalah kulit manusia, dan apinya adalah api neraka. Pemahaman hadits ini berlaku secara umum, tidak terbatas pada waktu tertentu. Jadi, jika seorang hafiz Alquran, karena dosa-dosanya dilemparkan ke neraka, maka api nereka tidak akan membakarnya. Riwayat lain menyebutkan bahwa api neraka menyentuhnya saja tidak.
Mulla Ali Qari rah.a yang mengutip di dalam Syarhus-Sunnah dari riwayat Abu Umamah ra yang memperkuat hadis di atas, yaitu, “Selalulah menghafal Alquran, karena Allah tidak akan menyiksa hati yang menyimpan Alquran.”
Hadis ini sangat jelas dan merupakan ketentuan. Oleh sebab itu, mereka yang mengganggap bahwa menghafal Alquran adalah sia-sia, hendaknya merenungkan fadhilah menghafal Alquran ini.