Sabtu 11 Nov 2017 19:46 WIB

JK: Mengurus Masjid di Indonesia Suatu Kewajiban

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Wakil Presiden sekaligus Ketua Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla memberikan sambutan saat pembukaan Muktamar Dewan Masjid Indonesia (DMI) ke-7 yang bertajuk
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Wakil Presiden sekaligus Ketua Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla memberikan sambutan saat pembukaan Muktamar Dewan Masjid Indonesia (DMI) ke-7 yang bertajuk

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) sekaligus Wakil Presiden RI, Muhammad Jusuf Kalla menyatakan bahwa mengurus masjid di Indonesia merupakan suatu mewajiban. Apalagi, Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia dan negara yang paling banyak masjidnya.

"Kita negara berpenduduk Muslim terbesar, sehingga wajar jumlah masjid juga kita terbanyak di dunia. Karena itu lah, maka mengurus masjid di Indonesia merupakan suatu kewajiban yang baik bagi kita semua," ujarnya saat membuka kegiatan Muktamar VII DMI di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Sabtu (11/11).

Ia menuturkan, jumlah penduduk muslim Indonesia berjumlah sekitar 220 juta. Sedangkan jumlah masjid dan mushalla ada lebih dari 800 ribu. Karena itu, menurut dia, rata-rata setiap 250 orang muslim mempunyai satu masjid.

"Jadi itu jumlah yang sangat besar sehigga perlu kerja sama yang baik dan juga suatu upaya yang melibatkan seluruh masyarakat," ucapnya.

Selain itu, JK juga mengungkapkan, bahwa hanya ada dua negara di dunia yang mempunyai kesamaan dalam hal pembangunan masjid, yaitu Indonesia dan Pakistan. Karena, masjid di dua negara ini banyak yang dibangun oleh umat Muslim sendiri.

"Negara besar lain juga tentu ada, tapi yang paling besar hanya Indonesia dan Pakistan, yang masjidnya dibangun masyarakat, dikelola masyarakat, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Kalau di Malaysia, di Brunei, Timur Tengah, di Afrika, masjid kan dibangun oleh pemerintah," katanya.

Bahkan, tambah dia, di negara selain Indonesia dan Pakistan itu takmirnya juga diatur oleh pemerintah, marbotnya juga diangkat sebagai pegawai negeri. Hal ini, menurut dia, sangat berbeda dengan di Indonesia.

"Kita semua masyarakat membangunnya dan menjalankannya, karena itu begitu penting upaya bersama ini dijalankan. Di banyak daerah kadang-kadang derahnya tidak terlalu maju, tapi masjidnya pasti bagus. Seperti rakyat Jawa Timur, Madura NTB, atau di seluruh Indonesia," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement