REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGH Muhammad Zainul Majdi mengisi kajian Jumat di Masjid Hubbul Wathan, Islamic Center NTB. Pria yang akrab disapa Tuan Guru Barang (TGB) menjelaskan tentang sifat- sifat yang istiqomah dan cobaan yang didapatkan manusia selama berada di dunia.
Cucu pahlawan nasional TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid atau lebih dikenal Maulana Syekh ini mengawali kajiannya dengan menguraikan makna istiqomah dan tahapan-tahapan istiqomah ketika manusia menjalankan kebaikan-kebaikan.
"Istiqomah itu, dalam makna paling inti adalah tetap dalam ketaatan," ujar TGB di Masjid Hubbul Wathan, Islamic Center NTB, Jumat (10/11).
Menurut TGB, salah satu yang berat ketika manusia menjalankan ketaatan adalah keistiqomahan. Bahkan TGB memberi contoh sebuah kisah, ketika rambut Rasulullah memutih, beliau mendapat perintah istiqomah dari Allah SWT. Untuk istiqomah ini, lanjut TGB, manusia memiliki tiga sifat itiqomah dalam menjalankan kebaikan-kebaikan. Pertama, istiqomah untuk menjalankan kebaikan secara detail. Yakni, di mana pun manusia berada, maka yang paling utama dilakukan adalah menjalankan kebaikan secara rinci dengan penuh istiqomah.
TGB mengisahkan seorang sahabat Rasulullah bernama Abdullah bin Umar yang mendatangi sebuah perkampungan dan menanyakan kepada masyarakat tentang masjid yang pernah ditempati Rasulullah shalat.
"Abdullah Bin Umar bertanya kepada masyarakat apakah Rasulullah pernah ke sini, di mana rasulullah sholat dan kalau sholat, di mana tempat berdirinya Rasulullah. Setelah ditunjuk, Abdullah Bin Umar berdiri persis di tempat Rasulullah pernah berdiri shalat," lanjut TGB.
Kisah sahabat ini, kata TGB, menggambarkan betapa detailnya para sahabat menjalankan kebaikan dengan keistiqomahan yang dimiliki. Sehingga jangan heran, para ulama dan orang Sholeh lebih dicintai oleh Allah. Karena mereka beribadah dengan cara yang lebih dibanding orang biasa. Bahkan, cara duduknya pun sama dengan Rasulullah.
"Berdzikir sebayak-banyaknya. Istiqomah berdzikir, shalat tahajud sebanyak-banyaknya. Amal yang disenangi oleh Allah adalah yang tetap," kata TGB.
Kedua, istiqomah dalam hal menjalankan jenis kebaikan. Yakni manusai berusaha untuk tetap istiqomah menjalankan kebaikan meski tidak sedatail mungkin. Misalnya usai shalat, dikhususkan waktu lima menit untuk berdzikir dan berdoa. Namun tidak hanya itu, dalam lima menit tersebut terdapat banyak kebaikan yang dilakukan meski tidak sama.
"Dia rincikan kebaikannya dalam lima menit itu," ungkap TGB.
Ketiga adalah istiqomah dalam hal ketaatan secara umum. Orang-orang seperti ini, jelas TGB meski tidak bisa Istiqomah secara detail. Tetapi, mereka tetap Istiqomah dalam lingkaran kebaikan. Misalnya, hari ini bisa baca Alquran satu juz, besoknya tidak bisa. tetapi mereka tetap menjalankan Kebaikan.
"Minimal kita dapat Istiqomah dalam menghindari kemaksiatan," ucap TGB.
Selain istiqomah, TGB mengupas materi ujian atau cobaan yang diberikan Allah SWT kepada manusia. Menurutnya, apa yang dirasakan oleh manusia dalam hidupnya, baik itu susah, senang, kejayaan, kehancuran merupakan ujian dari Allah SWT.
"Ujian itu dapat berupa nikmat dan juga berupa cobaan," kata TGB.
Hanya saja, kalau manusia disuruh memilih, maka akan cenderung memilih mendapatkan ujian dengan nikmat. Padahal menurutnya, ujian dengan nikmat belum tentu mendatangkan kebaikan dan ujian dengan cobaan belum tentu mendatangkan keburukan.