Selasa 07 Nov 2017 18:00 WIB

Abu Hurairah, Cermin Perubahan Besar Tradisi Islam

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi kafilah dagang di gurun pasir
Foto: saharamet.org
Ilustrasi kafilah dagang di gurun pasir

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Abu Hurairah merupakan intelektual terkemuka. Dia memiliki karunia yang tidak biasa berupa ingatannya yang kuat. Namun, dengan keberkahan tersebut, dia harus menghadapi ujian fitnah dari kelompok yang senang dengan tipu muslihat. Karunia berupa pendengaran dan ingatan yang sangat baik diman faatkannya untuk mendengarkan, mengerti, dan menghafal banyak hadis.

Itulah sebabnya dia mampu menghafal dan menceritakan hadis lebih dari sahabat Rasulullah lainnya. Selama periode al-Wada'iin, para penulis pembohong menyalahgunakan reputasi Abu Hurairah untuk menceritakan tentang Rasulullah. Setiap kali membuat hadis palsu dengan mengutip Abu Hurairah, mereka beru saha membuat reputasi dan status Abu Hurairah sebagai narator tentang Nabi dipertanyakan.

Namun, karena pengabdian hidup untuk meriwayatkan hadis Nabi dan menolak setiap ke palsuan, Abu Hurairah diselamatkan dari kebohongan dan tipu daya ter sebut. Abu Hurairah merupakan sosok yang mencerminkan perubahan besar dalam tradisi Islam. Dia berubah dari seorang pekerja menjadi majikan, dari orang yang tak dikenal menjadi imam dan orang yang luar biasa, dari pemuja batu menjadi beriman kepada Allah.

Masa kecilnya sebagai anak yatim miskin membuatnya harus hidup penuh dengan kesungguhan. Dia berasal dari Yaman, suku Daus. Abu Hurairah lahir sekitar 21 tahun sebelum Hijriyah. Kemudian, dia bekerja kepada Busrah binti Ghazwaan untuk memenuhi kebutuhan ma kan an sehari-hari. Kesehariannya diisi dengan bekerja se bagai budak yang membantu maji kan turun dari kuda dan berjalan ber samanya saat Ghazwaan berkuda.

Set e l a h menjadi Muslim, majikannya pun dijadikan oleh Allah sebagai istrinya. Pertama kali Abu Hurairah ber temu Rasulullah dan memeluk Islam pada tahun ketujuh Hijriyah, tepat saat Perang Khaibar. Setelah memeluk Islam, dia berjanji tidak akan terpisah dengan Rasulullah kecuali tidur. Dia pun tinggal dekat dengan Rasulullah se lama empat tahun hingga Rasul wafat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement