Kamis 02 Nov 2017 14:31 WIB

Allah Sangat Gembira

Kata 'Allah' (Ilustrasi)
Kata 'Allah' (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Oleh: H Karman

Orang berbuat dosa kemudian bertobat lebih baik daripada orang berbuat baik malah sombong. Ungkapan sederhana yang sarat makna ini mengajarkan banyak hal pada kita. Salah satunya adalah kita tidak boleh putus asa atas rahmat Allah karena berbuat dosa.

Sebab sebesar apa pun dosa yang kita lakukan, pasti akan diampuni Allah asalkan mau bertobat kepada-Nya. Hal ini karena Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang (QS al-Baqarah [2)]: 37). Sebaliknya, sebanyak apa pun amal baik yang kita lakukan tidak akan bermakna jika disertai dengan kesombongan.

Manusia berbeda dengan malaikat atau setan. Malaikat sudah diformat menjadi makhluk taat sehingga ia akan senantiasa berbuat baik dan terbebas dari kesalahan dan dosa. Sedangkan setan, akibat dari perbuatanya, ia sudah divonis menjadi mahkluk pendosa. Berbeda dengan dua makhluk tersebut, manusia diberi kemerdekaan untuk memilih baik dan buruk. Oleh karena itu, kemungkinan berbuat salah dan benar pasti ada. Dan manusia yang paling baik adalah yang bertobat ketika berbuat salah, sebagaimana sabda Nabi SAW, "Setiap anak Adam pasti berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang bertobat" (HR Tirmidzi).

Karena tobat itu perkara baik, maka Allah sangat gembira atas orang yang melakukannya. Hal tersebut digambarkan Nabi SAW dalam hadis, "Sesungguhnya Allah sangat bergembira dengan tobat hamba-Nya melebihi kegembiraan seseorang di antara kalian yang menemukan kembali untanya yang telah hilang di suatu tanah yang luas" (HR Bukhari dan Muslim).

Di samping gembira, Allah pun mencintai orangorang yang bertobat. "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri" (QS al-Baqarah [2]: 222). Dan karena cintanya, Ia akan mengganti semua keburukan yang pernah dilakukan orang bertobat dengan berbagai macam kebaikan. "... Kecuali orang-orang yang bertobat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka keburukan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (QS al-Furqon [25]: 70).

Uraian di atas sejalan dengan penjelasan beberapa ayat Alquran tentang ciri orang takwa. Menurut Alquran, orang takwa bukan orang yang tidak pernah berbuat dosa, melainkan yang peka terhadap dosa, yakni yang apabila berbuat dosa langsung ingat kepada Allah, memohon ampun pada-Nya, dan tidak melanjutkan perbuatan tersebut.

Hal tersebut ditegaskan oleh ayat, "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui" (QS Ali Imran [3]: 135). n

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement