Rabu 01 Nov 2017 11:47 WIB

Ketika Muslim Colorado Membagikan 2.000 Paket Makanan

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Agus Yulianto
Komunitas Islam di Amerika
Komunitas Islam di Amerika

REPUBLIKA.CO.ID, Sukarelawan Muslim Colorado bekerja dengan tekun, beberapa di antaranya ada yang di atas meja sembari mengoleskan selai kacang dan selai biasa ke roti. Ada juga yang membungkus wortel, serta beberapa barang lainnya yang dimasukkan ke dalam kantong kertas berwarna coklat, di dalamnya ada juga pisang, granola, dan air.

"Kawan-kawan, mari lakukan pekerjaan dengan baik tetapi juga dengan cepat," kata Nadeen Ibrahim, Rabu (1/11) saat dia bergegas untuk menambahkan kantong kertas ke jalur para sukarelawan duduk, serta mengarahkan sukarelawan yang datang terlambat untuk masuk dengan cepat.

Setiap Sabtu sejak pukul 08.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB, Ibrahim memimpin lebih dari 100 sukarelawan Muslim dalam membuat paketan makanan, dan membagikan 2.000 paket makan siang itu kepada tuna wisma di seluruh kota.

Tahun ini merupakan tahun pertama Denverpost.com bergabung dengan sekitar 20 kota lain dalam inisiatif positif ini, yang dimulai pertama kali dari Proyek Amal nirlaba di Chicago. "Kelaparan adalah sebuah isu yang sangat penting bagi komunitas Muslim Amerika," kata Ibrahim.

Islam memberi penekanan pada memberi makan orang yang kelaparan. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Saya bukan seorang Muslim yang bisa tidur kenyang, sementara tetangga saya kelaparan".

Alih-alih sebuah masjid atau asosiasi khusus yang menjalankan acara tersebut, dikatakan Ibrahim, inisiatif itu merupakan hasil dari rakyat biasa. Masyarakat melihat berita tentang acara tersebut di media sosial, banyak yang memutuskan untuk bergabung dan menyebarkan kabar di antara komunitas Muslim kecil di Denver.

Kelompok relawan berusia antara tiga tahun, yang menggambar wajah krayon dan bintang kumbang di tas cokelat, hingga relawan berusia 70-an, yang membuat sandwich PB & J. Beberapa relawan tiba dari Suriah enam bulan yang lalu. Orang-orang dari agama lain juga ikut membantu.

Tas kertas coklat dengan gambar krayon bisa terlihat di samping orang-orang yang berlalu-lalang di Taman Civic Center siang itu. Sukarelawan membagi-bagikan makan siang dan kopi panas di bawah tenda dengan senyuman, tertawa dan mengobrol dengan orang-orang yang mampir, kadang-kadang memaksa mereka untuk membawa dua paket makanan.

Relawan lain membagikan makan siang di Sonny Lawson Park, Governor's Park, the Denver Rescue Mission dan di sepanjang 16th Street Mall.

Semua makanan dan pakaian disumbangkan. Relawan mengatakan ingin memberikan kontribusi pada komunitas mereka. Beberapa orang mengatakan, mereka terkejut dengan jumlah pengunjung yang besar.

"Ketika saya mendengar hal ini, saya memanfaatkan kesempatan ini untuk melakukan sesuatu bagi rakyat -walaupun sebenarnya saya bisa bekerja hari ini," kata Dr Aziz Nsier, yang memiliki praktik di Fort Lupton yang juga akan memberikan layanan gratis kepada mereka bagi siapapun yang tidak bisa membayar

Nsier, yang pindah ke Amerika Serikat 40 tahun yang lalu dari Georgia, sebuah negara di wilayah Kaukasus di Eurasia, menghadiri acara Masjid Ikhlas di Northglenn. Dia mengatakan, dia kesal karena media tidak melakukan pekerjaan yang cukup baik dalam menjelaskan bahwa setiap agama, termasuk agama Kristen dan Yahudi, memiliki ekstremisnya sendiri.

"Islamic State (IS) merugikan umat Islam lebih banyak daripada orang lain," kata dia.

sumber : -denverpost.com-
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement