REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Adab menjadi salah satu indikator untuk menilai kualitas kepribadian manusia. Semakin tinggi adab seseorang, semakin baik pula kepribadiannya.
Sebaliknya, semakin rendah adabnya, semakin buruk pula kepribadiannya. Karena itu, adab memiliki nilai yang sangat penting bagi manusia, khususnya kaum Muslim. Bahkan, satu pepatah Arab mengatakan, "Adab seseorang jauh lebih berharga daripada emas yang dimilikinya."
Ustaz Khalid Basalamah menjelaskan, secara etimologi kata adab dimaknai sebagai 'kemasan'. Dalam bahasa Indonesia, kata tersebut juga diartikan dengan tata krama atau budi pekerti. Sementara, pengertian adab secara terminologi adalah segala bentuk sikap, perilaku, atau tata cara hidup yang mencerminkan nilai sopan santun, kehalusan, dan kebaikan dari akhlak seseorang.
Dalam Islam, kata Ustaz Khalid, adab itu mencakup segala aspek perbuatan manusia. Dari niat hingga amalan nyata yang ia kerjakan. Sebagai contoh, seseorang sebelum tidurnya telah memasang niat bangun di tengah malam untuk me nunaikan shalat Tahajud.
Ketika ia mampu melaksanakan niatnya tersebut, orang itu akan mendapat pahala. Namun, ketika ia tidak terbangun di tengah malam sehing ga tidak jadi melaksanakan shalat Tahajud, ia pun tetap akan mendapat pahala karena niatnya itu.
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan, kemudian Dia telah menjelaskan hal itu. Barang siapa yang berniat melakukan sua tu kebaikan namun tidak jadi melakukannya, niscaya Allah mencatat hal itu di sisi-Nya satu kebaikan secara penuh. Dan jika ia berniat akan melakukan suatu kebaikan, kemudian jadi melakukannya, niscaya Allah mencatat hal itu di sisi-Nya 10 sampai 700 kali lipat, bahkan lebih," (HR al-Bukhari).