Rabu 25 Oct 2017 18:45 WIB

Relikui Bersejarah di Hagia Sophia

Rep: Marniati/ Red: Agung Sasongko
Aya Sofia
Foto: Wikipedia
Aya Sofia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Beberapa bangunan bersejarah yang terdapat pada masa Turki Ottoman ini telah menjadi museum. Salah satunya Museum Hagia Sophia. Hagia Sophia atau Sancta Sophia dalam bahasa Latin memiliki arti kebijaksanaan suci. Hagia Sophia adalah sebuah museum di Istanbul yang pernah menjadi basilika dan masjid. Dalam bahasa Turki, Hagia Sophia disebut Aya Sofya.

Hagia Sophia awalnya adalah Gereja Katedral atau Basilika yang dibangun pada masa Bizantium. Penguasa yang membangun gereja ini adalah kaisar Konstantius, putra Konstantin Yang Agung.

Dulu gereja ini sering mengalami kerusakan karena dihantam oleh gempa. Hagia Sophia tidak mampu menahan guncangan gempa yang sering melanda Konstantinopel meski struktur bangunanya telah dibuat sedemikian rupa.

Muhammad Syafii Antonio dalam bukunya yang berjudul Encyclopeida of Islamic Civilization menyebut bagian terpenting dari Hagia Sophia adalah kubahnya yang besar dan tinggi. Kubah ini berdiameter 30 meter dan tinggi 54 meter. Bagian dalam dihiasi dengan interior yang berbentuk mosaik dan fresko, tiang-tiangnya terbuat dari pualam warna-warni dan dindingnya dihiasi dengan ukiran.

Pada 7 Mei 558 M, pada masa kekuasaan Kaisar Justinianus, kubah sebelah timur Hagia Sophia runtuh akibat gempa. Kemudian pada 26 Okober 1986, pada masa Kaisar Basil II (958-1025), bangunan ini kembali terguncang gempa. 

Oleh sebab itu, pada awal abad ke-14 dilakukan renovasi besar-besaran oleh penguasa Bizantium agar Hagia Sophia tidak mengalami kerusakan lagi jika gempa mengguncang Konstantinopel.

Pada 1453, setelah konstantinopel direbut oleh Turki Ottoman di bawah pimpinan Sultan Muhammad II al-Fatih, Hagia Sophia diubah menjadi masjid. Dia pun mengganti nama Hagia Sophia menjadi Aya Sofya.

Meski telah mengubah fungsinya menjadi masjid, Sultan Muhammad II tetap membiarkan Hagia Sophia seperti apa adanya ketika masih menjadi gereja. Satu-satunya yang berubah adalah pembangunan menara di bagian selatan.

Setelah kekuasaan Muhammad II berakhir, barulah dilakukan berbagai modifikasi terhadap Hagia Sophia. Modifikasi-modifikasi tersebut dilakukan agar Hagia Sophia memiliki gaya dan corak yang sesuai dengan masjid. Pada masa kekuasaan Sultan Salim II (1566-1574) dibangun lagi dua menara.

Bagian-bagian bangunan yang identik dengan gereja diubah. Di antaranya tanda salib yang terpampang pada puncak kubah diganti dengan hiasan bulan sabit. Penggantian ini sebagai penanda bahwa bangunan tersebut adalah masjid, bukan lagi gereja. Selain itu, tidak ada bagian bangunan yang dibongkar.

Selama hampir 500 tahun Hagia Sophia berfungsi sebagai masjid, benda-benda seperti patung, salib dan lukisan sama sekali tidak dihancurkan. Selama menjadi masjid, Hagia Sophia terus mengalami perkembangan, baik dari sisi bangunan fisik maupun fungsinya. 

Selain membangun beberapa menara di sekeliling masjid, penguasa Turki Ottoman juga membuat mimbar tempat khatib berkhutbah, mihrab tempat sultan mengaji dan beribadah, tempat wudhu serta madrasah sebagai tempat orang-orang belajar agama dan Alquran.

Pada pertengahan abad ke-19, Turki Ottoman mulai melemah akibat berbagai masalah internal maupun eksternal. Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh Mustafa Kemal Ataturk untuk mengubah sistem pemerintahan Turki dari khilafah menjadi republik. Pada 1935, Ataturk yang terpilih menjadi presiden Turki yang pertama mengubah Hagia Sophia menjadi museum.

Sejak saat itu, terjadi perubahan yang sangat mencolok pada Hagia Sophia. Dinding-dinding yang menutupi hiasan-hiasan Kristen dibongkar dan diperbaiki kembali sehingga figur dari dua agama berbeda yang terdapat di dalam Hagia Sophia terlihat dengan jelas, sebagaimana yang terdapat di sekitar mimbar.

Di tempat itu tampak jelas gambar Bunda Maria yang sedang memangku Nabi Isa di antara kaligrafi Muhammad dan Allah. Selain itu juga terdapat gambar Arch Angel di beberapa sudut kubah. Sedangkan, di lantai dua dari bangunan megah ini tampak jelas beberapa figur Kristiani, seperti kuburan Saint Irene dan John, Yesus dan Bunda Maria yang dilapisi emas.

Sebagai bangunan yang memiliki nilai sejarah yang tinggi, Museum Hagia Sophia tidak pernah sepi dari pengunjung. Para wisatawan berdatangan dari berbagai penjuru dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement