Rabu 18 Oct 2017 08:17 WIB

Cerita Muhammad Abdul Faqih Berlomba di Masjidil Haram

Rep: s bowo pribadi/ Red: Esthi Maharani
Anggota Banser dan warga Desa Lopait, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang menyambut dan mengarak Muhammad Abdul Faqih (berbaju koko abu- abu) saat tiba di rumahnya, Senin (16/10) malam.
Foto: Bowo Pribadi
Anggota Banser dan warga Desa Lopait, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang menyambut dan mengarak Muhammad Abdul Faqih (berbaju koko abu- abu) saat tiba di rumahnya, Senin (16/10) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Hafiz asal Kabupaten Semarang menorehkan prestasi membanggakan di tingkat internasional. Muhammad Abdul Faqih (21), pemuda asal Desa Lopait, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang meraih juara III pada ajang Musabaqah Hifzil Quran (MHQ) tingkat Internasional di Masjidil Haram, Arab Saudi. Anak ke-tiga dari enam bersaudara pasangan Muhamad Rifai dan Sri Purwanti ini menjadi peserta terbaik ke-tiga, setelah hafiz dari Bangladesh meraih juara I serta hafiz dari Nigeria meraih juara II.

Ditemui usai kembali ke tanah air, Faqih mengaku gembira bisa membawa nama Indonesia serta Kabupaten Semarang di ajang MHQ tingkat internasional, yang digelar pada 7 hingga 11 Oktober 2017. Ini bukan lantaran berhak atas hadiah uang tunai 80.000 real dari Kerajaan Arab Saudi. Namun karena, prestasi ini diukirnya dalam kompetisi internasional yang digelar di kompleks Baitullah.

"Ini sebuah kebanggaan bagi saya," ungkapnya, di lingkungan RT 02/ RW 01 Desa Lopait,Selasa (17/10).

Ia mengatakan, perjalanannya menuju Masjidil Haram dimulai dari seleksi di tingkat Kabupaten Semarang. Pengumuman seleksi tersebut disampaikan kepada publik, termasuk di pondok pesantren Roudhotul-Huffadz yang diasuh ayahnya, pada tahun 2015 lalu.

Saat itu, ia meraih juara pertama untuk seleksi tingkat Kabupaten Semarang. Pada akhir Desember 2015 ia mewakili Kabupaten Semarang untuk mengikuti seleksi di tingkat Provinsi Jawa Tengah dan kembali menjadi juara I. Keberhasilan ini membawa Faqih mewakili Jawa Tengah pada Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XXVI tingkat nasional di Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Juli 2016.

"Alhamdulillah, di MTQ NTB ini saya berhasil merebut juara II," lanjutnya.

Pada bulan Juni 2017 lalu, masih jelas santri Ponpes Al-Munawwir, Krapyak, Yogyakarta ini, ia mendapatkan kabar dari kantor Kemenag RI, bakal dikirim mengikuti MHQ tingkat internasional. Akhirnya ia berangkat ke Jakarta pada 4 Oktober 2017 untuk bergabung bersama rombongan lain asal Indonesia.

Dalam MHQ ini, ia meraup poin 98,6 dan berhak atas juara III. Juara pertama diraih hafiz asal Bangladesh dengan nilai 99 dan juara II hafiz Nigeria dengan nilai 98,8. Selain memperoleh hadiah uang tunai 80.000 Real dari Kerajaan Arab Saudi, ia juga mendapatkan piagam penghargaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement