REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut Tufik Abdullah dalam Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, keruntuhan Dinasti Ottoman di Eropa dimulai setelah masa pemerintahan Sulaiman I atau pada abad 15. Pada masa ini, kerajaan Usmani hanya dapat bertahan dari serangan musuh dan hanya dapat meluaskan sedikit wilayah.
Ini dikarenakan kerajaan yang besar ini dipimpin oleh sultan yang lemah. Tidak seperti sultan-sultan sebelumnya. Kondisi ini dimanfaatkan oleh negara Eropa untuk melakukan ekspansi ke dunia Islam.
Banyak faktor yang menyebabkan mengalami kemunduran dan kehancuran. Antara lain, wilayahnya yang demikian luas sehingga sulit diatur dengan baik karena banyak masalah yang harus dipecahkan, timbulnya ketidakadilan, suburnya praktik kolusi serta sogokan dengan banyak hadiah serta merajalelanya perampokan dan kejahatan.
Kemerosotan ekonomi juga menjadi faktor penyebab kemunduran Usmani, yakni terkait biaya perang yang begitu mahal sehingga mengurangi keuangan negara. Peperangan yang berkepanjangan antara lain terjadi antara pasukan Ottoman dan Hongaria.
Kekalahan demi kekalahan dialami pasukan Usmani yang telah letih berperang. Ditambah lagi, faktor kemanusiaan yang mengabaikan kesejahteraan rakyat karena para pejabat negara disibukan dengan masalah perang sehingga kehidupan rakyat dilalaikan.
Kerusakan moral juga merambah istana dengan adanya pesta yang dilakukan dengan minuman keras dan para dayang yang mengitari para pembesar negara. Kelemahan kerjaan besar itu juga diakibatkan ikut campurnya para istri sultan dalam mengatur pemerintahan.
Stephen Lee dalam Aspects of European History: 1494-1789 menyebutkan, stagnasi dan penurunan kekaisaran Ottoman dikarenakan adanya kemerosotan dalam kepemimpinan Sultan yang tidak memiliki kemampuan dalam memimpin.
Selain itu, pelaku pejabat istana yang terlibat korupsi, tamak, bermusuhan, dan berkhianat juga menjadi faktor penentu runtuhnya kekaisaran Ottoman. Lee melanjutkan, tumbuhnya kekuatan militer Eropa menjadi lebih kuat, juga menjadi penyebab kekalahan tentara Ottoman.
Jonathan Grant (1999) dalam jurnal yang berjudul "Rethinking The Ottoman 'Decline': Military Technology Diffusion in the Ottoman Empire, Fifteenth to Eighteenth Centuries" menyebutkan, runtuhnya kejayaan Turki Ottoman di Eropa juga disebabkan karena kondisi ekonomi negara yang sulit. Penyimpangan terjadi di mana-mana, sehingga banyak rakyat miskin. Perang menyebabkan inflasi, perdagangan dunia pindah arah, dan memburuknya hukum serta ketertiban.