Kamis 05 Oct 2017 19:15 WIB

Kesejahteraan di Masa Dinasti Islam

Rep: c38/ Red: Agung Sasongko
Masjid Agung Umayyah
Foto: gohistory.com
Masjid Agung Umayyah

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pada masa Dinasti Umayyah, khalifah yang paling terkenal kesuksesannya dalam melakukan pemerataan kesejahteraan adalah Umar bin Abdul Aziz. Ketika diangkat menjadi khalifah, Umar serta-merta menyerahkan harta kekayaan pribadi dan keluarga yang dia peroleh secara 'tidak wajar' (misalnya, hadiah penguasa) kepada baitul mal.

Umar naik takhta ketika kondisi kesejahteraan umat tidak stabil. Karena itu, Umar bin Abdul Aziz lebih memprioritaskan pembangunan dalam negeri. Ia melakukan perbaikan dan peningkatan kesejahteraan di kawasan Islam, alih-alih melakukan perluasan wilayah.

Umar juga membuat aturan takaran dan timbangan untuk meminimalisasi kecurangan serta mengurangi beban pajak. Umar bin Abdul Aziz mereformasi sistem perpajakan supaya tagihan pajak kepada rakyat kecil tidak terlalu tinggi.

Di sisi lain, ia memberikan hukuman kepada pejabat yang berlaku tidak adil. Dalam bidang pertanian, Umar bin Abdul Aziz melarang penguasaan lahan oleh salah satu pihak. Ia mengatur sewa tanah sesuai dengan tingkat kesejahteraan petani.

Adiwarman Azwar Karim dalam Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam menjelaskan, pengalokasian subsidi kepada masyarakat berdaya beli rendah sebagai tujuan distribusi zakat terus ditingkatkan pada masa Umar.

"Umar menyadari bahwa zakat merupakan sebuah instrumen pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan /(growth dan equity)," kata Adiwarman.

Untuk mewujudkan kesejahteraan negara, Umar menjadikan jaminan sosial sebagai landasan utama. Pada akhir masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz, tidak ada satu orang pun yang mau menerima zakat.

Di samping itu, lanjut Adiwarman, Umar menyadari pengelolaan anggaran merupakan bagian dari kebijakan fiskal yang terpenting selain pajak. Tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, kebijakan itu juga mengurangi penduduk miskin, menciptakan stabilitas ekonomi, serta meningkatkan pendapatan per kapita. Pengelolaan anggaran menopang tujuan utama pemerintahan negara Islam yang tak lain adalah kesejahteraan seluruh warga negara.

Jauh setelah masa Umar bin Abdul Aziz, di Asia Tengah lahir sebuah dinasti kecil bernama Dinasti Ilkhan. Guru besar Sejarah UIN Yogyakarta M Abdul Karim dalam Islam di Asia Tengah: Sejarah Dinasti Mongol-Islam, mengisahkan salah satu kegemilangan dinasti ini dalam mewujudkan pemerataan kesejahteraan. Ghazan Khan adalah sultan terbesar dari Dinasti Ilkhan. Ia naik ke tampuk kepemimpinan tatkala masalah pemerasan pajak yang berlebihan mengancam kesejahteraan rakyat kecil, terutama para petani.

Setelah naik takhta, Ghazan Khan memberikan hukuman kepada pejabat yang menyalahgunakan tugas dan wewenang. Ia memberi perhatian besar di bidang pertanian. "Pada masa pemerintahannya, Ghazan mewajibkan semua gubernur dan pemungut pajak tani untuk membantu petani kecil yang tidak mampu membeli benih-benih, keperluan pertanian, dan makanan bagi ternaknya," tutur Abdul Karim. Produktivitas pertanian meningkat tajam, bahkan mampu mengekspor hasil pertanian ke luar negeri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement