REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Oleh: Wisnu Tanggap Prabowo
Terkadang balasan perbuatan dosa seorang hamba langsung Allah timpakan kepadanya di dunia. Kaki terkilir, tali sandal yang putus, tertusuk duri, demam, atau hilangnya kunci kendaraan karena lupa meletakkannya adalah di antara akibat dosa sekaligus menjadi penebusnya.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Wahai A'isyah, inilah hukuman Allah kepada hamba-Nya dengan menim pakan kepadanya musibah, seperti demam, panas tinggi, tertusuk duri, putus tali sandal, bahkan kehilangan sesaat barang yang sebenarnya diletakkan dalam lengan baju, semua ini mengeluarkan dosa-dosa seorang mukmin. Sebagaimana keluarnya emas merah dari pembakaran api." (HR Ahmad dan Tirmidzi).
Ubay bin Ka'ab berkata kepada Ziyad ibn Rabi, "Setiap orang mukmin terpeleset kakinya atau nyeri tulangnya, pastilah itu akibat suatu dosa. Dan yang dimaafkan Allah lebih banyak." (Uddatush Shabirin, Ibnu Qoyyim al-Jauziyah). Perselisihan dengan orang yang kita cintai dan kendaraan yang mendadak bermasalah saat kita bepergian bisa menjadi nikmat dari Allah untuk menghapus dosa-dosa kita. Fudhail bin Iyadh berkata, "Demi Allah. Sungguh saya bisa mengetahui perbuatan maksiat saya dari perangai isteri saya dan mogoknya tunggangan saya."
Semua ini menjadi penebus dosa hanya ketika kita bersabar untuk Allah dan berbaik sangka bahwa Allah sedang menghendaki kebaikan dari musibah-musibah yang menimpanya, baik yang kecil maupun yang besar. Di antara pencegah datangnya musibah akibat dosa-dosa adalah terus-menerus beristighfar, sebagaimana Hasan al- Bashri berkata kepada mereka yang tertimpa paceklik, sempitnya rezeki, keringnya air di kebun-kebun, serta tidak mempunyai keturunan agar beristighfar kepada Allah (Ibnu Hajar al-Asqolani, Fathul Bari 11/98).
Allah telah berjanji bahwa ketika seorang hamba beristighfar, maka Dia akan membuka rezeki dan Janji Allah pasti ditepati. Istighfar adalah salah satu dzikrullah (mengingat Allah). Sedangkan dzikrullah dapat dilakukan nyaris dalam keadaan apa pun.
Membiasakan beristighfar berarti terus-menerus mengucapkannya di lisan dan meresapinya di hati. Istighfar semisal ini, insya Allah akan menguatkan tekad untuk tidak mengulangi perbuatan dosa yang pernah atau sedang diperbuat. Setelah itu, dengan izin-Nya, kita akan merasakan perbedaan dalam hidup yang tidak pernah kita sangka-sangka sebelumnya.
"Barang siapa memperbanyak istighfar niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya, dan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka." (HR Ahmad dari Ibnu Abbas). ¦