REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Eksistensi Islam sejak abad ke-11 (sebagian berpendapat abad ke-12 dan 13) di bumi Nusantara meninggalkan warisan keislaman yang bertahan hingga kini, tidak hanya tradisi dan budaya, tetapi juga peninggalan-peninggalan situs yang memiliki ciri khas dan guratan seni tersendiri.
Karya-karya seni Islam terus mengembangkan diri selama proses Islamisasi berlangsung di suatu wilayah daerah dan negara. Sehingga, selama perkembangannya, karya seni Islam menjelma ke berbagai bentuk yang banyak bersinggungan dengan peradaban manusia.
Seperti, arsitektur dan seni dekorasi serta masih banyak lagi karya seni lainnya. Konon, keberadaan seni Islam juga bisa menjadi tolok ukur seberapa besar ajaran Islam telah memberikan kontribusi di daerah tersebut. Karya seni Islam tersebut berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Berikut ini wujud warisan situs bercita rasa seni Islam yang ada di Indonesia:
Masjid
Salah satu kelebihan karya seni Islam yang terdapat pada masjid adalah kubah dan menaranya simbol bulan bintang di atas menara dan kubah. Selain itu, yang tidak boleh absen ada di bagian masjid adalah seni tulisan atau kaligrafi. Seni kaligrafi ini selalu ada di bagian-bagian tertentu di dalam masjid.
Salah satu masjid warisan peradaban Islam Indonesia pada masa awal adalah Masjid Baiturrahman di Banda Aceh, Provinsi Aceh Darussalam. Masjid yang berdiri dengan tujuh kubah dan lima menara ini adalah masjid yang dibangun Kesultanan Aceh. Ketika itu, Aceh di bawah kekuasaan Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam pada 1022 H/1612 M. Keindahannya konon disandingkan dengan keeolokan Tajmahal di India.
Istana
Istana tidak hanya berfungsi sebagai pusat pemerintahan, tapi juga berfungi sebagai kediaman raja beserta keluarganya. Bangunan tersebut dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung dengan fungsi yang berbeda-beda. Beberapa di antaranya, kian manis dengan hiasan ukiran nan artistic.
Di Jawa, misalnya, istana kesultanan Islam di Jawa menghadap ke utara. Di depannya ada alun-alun dan di barat alun-alun berdiri masjid besar. Dalam lingkungan Istana terdapat pendopo, sitinggil, tempat duduk raja, tempat gamelan, dan sebagainya. Di antaranya ialah Keraton Kesultanan Cirebon yang didirikan oleh Pangeran Cakrabuana, mertua Sunan Gunung Jati (salah satu wali sembilan) pada 1430 M.
Makam dan Nisan
Makam dan nisan merupakan salah satu warisan seni Islam di bumi nusantara. Biasanya, makam dan nisan yang indah karena perawatannya ditempati oleh keluarga raja, raden, atau orang-orang saleh dan berilmu yang sudah meninggal. Nisan bertuliskan identitas meliputi nama, keluarga, dan waktu lahir serta wafat.
Di antaranya, makam-makam raja atau para ulama penyebar agama seperti makam wali sembilan. Di Gresik Jawa Timur Nisan Fatimah binti Maimun menjadi salah satu bukti sejarah masuknya Islam di nusantara dengan identitas waktu 475 Hijriyah (1082 M).