Ahad 01 Oct 2017 22:57 WIB

Tak Mudah Peroleh Sanad Kaligrafi

Panitia memasang kaligrafi untuk mempersiapkan pameran di Masjid Istiqlal, Jakarta, Ahad (19/2).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Panitia memasang kaligrafi untuk mempersiapkan pameran di Masjid Istiqlal, Jakarta, Ahad (19/2).

REPUBLIKA.CO,ID, JAKARTA — Pada Jumat Kemarin menjadi salah satu hari yang bersejarah untuk Daarul Qur’an. Pada hari ini, santri Daarul Qur’an yang bernama Fauzan Firmansyah (16) berhasil mendapatkan ijazah sanad kaligrafi. Hal ini merupakan sesuatu yang istimewa, karena pemberian ijazah kaligrafi masih jarang dilakukan. 
 
Pemberian ijazah ini diberikan oleh Ustad Alim Gema Alamsyah, dan disaksikan langsung oleh ustad Ahmad Jameel dan Syaikh Belaid Hamidi. Syaikh asal Maroko ini merupakan seorang kaligrafer internasional. Beliau sangat senang karena masih ada kaligrafer yang bersemangat untuk mempelajari ilmu tersebut.
 
“Jika peran penghafal Qur’an ialah untuk memperbaiki bacaan, maka kami para kaligrafer berperan untuk memperindah tulisan.“ ujarnya saat memberikan sambutan. 
 
Proses untuk mendapatkan sanad sendiri tidak semudah membalikkan telapak tangan. Firman, begitu ia akrab disapa, harus melewati beberapa tahapan dalam mempelajari khat riq’ah ini.
 
“Pertama kali saya belajar kaligrafi dari kelas 8, ketika itu saya hanya belajar membuat titik dan huruf saja.” 
 
Meskipun melewati banyak tantangan dalam mengambil ijazah ini, akan tetapi ia tetap tekun dalam mendapatkan ijazah ini. 
 
“Memang proses untuk membuat hilyah sendiri nggak gampang, karena ukuran dari hilyah harus pas dengan yang sudah ditentukan oleh guru saya.” ujar Firman. 
 
Hilyah merupakan karya kaligrafi berisi tentang sifat- sifat fisik dan akhlak Rasullullah SAW. Proses pengerjaan dari hilyah ini memakan waktu sekitar 2 minggu. Butuh ketelitian dan kesabaran yang maksimal untuk menyelesaikan hilyah ini.
 
“Diameter dan tinggi dari tulisan juga harus benar-benar diperhatikan, karena jika ada kesalahan harus mengulang (tulisan) dari awal lagi.”
 
Tak heran jika raut bahagia terpancar dari wajah Firman saat pemberian ijazah kaligrafi. “Saya senang karena waktu yang saya luangkan untuk belajar kaligrafi tidak menjadi sia-sia.” ujar Firman.
 
Pada kesempatan kali ini, Syaikh Belaid Hamidi  bersama Ust. Ahmad Jameel juga meresmikan Markas Kaligrafi Daarul Qur’an. Hal ini dilakukan agar para santri tidak hanya memperindah bacaan Al-Qur’annya, tapi juga dapat memperindah tulisannya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement