Rabu 20 Sep 2017 20:16 WIB

Ini Kiat Muslim Inggris Hadapi Islamofobia

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Muslim Inggris
Foto: AP
Muslim Inggris

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Hiba Khan, seorang pembawa acara "Islamic Channel" menulis dalam Independent, pada Natal tahun lalu ada sesuatu yang berbeda. Toleransi dan rasa kasih sayang antara Muslim dan non-Muslim mulai terasa.

Mereka sama-sama berbahagia dalam perayaan keagamaan itu. Senyuman mereka sama sekali tidak menggambarkan kebencian akibat ekstremis yang membajak sebuah truk dan menabrakkannya ke pasar Santa di Berlin, akhir tahun lalu.

Dialog antarumat beragama terus berjalan. Umat Islam dengan tangan terbuka bersinergi dengan berbagai kelompok masyarakat untuk mendukung pembangunan.

"Multikulturalisme tidak menjadi proyek gagal. Kami memiliki celah dan ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan, tapi ada ribuan orang di luar sana yang mencoba membuatnya berhasil. Kami memiliki insiden rasisme dan intoleransi, tapi kami juga memiliki beragam komunitas yang bekerja sama demi kemanusiaan. Ini sangat membahagiakan kami," tutur dia.

Hiba mengimbau agar masyarakat Inggris tidak mudah terprovokasi untuk memusuhi umat Islam. Islamfobia selalu saja bermunculan dengan berbagai gerakannya. Namun, mereka akan semakin ditinggalkan.

Masyarakat semakin menyadari, saat ini bukan waktunya memusuhi orang lain. Yang harus dilakukan adalah merangkul satu dan lainnya, sama-sama membangun infrastruktur dan sumber daya masyarakat agar stabilitas tetap terjaga.

Guru Besar Studi Islam Universitas Cambridge, Timothy John Winter, menjelas kan, kehidupan Muslim di Inggris saat ini sudah berkembang sangat pesat dan tentu lebih nyaman. Umat Islam di Inggris kini hidup berdampingan dengan kelompok masyarakat lainnya. Diskusi dan seminar tentang Islam berjalan dengan penuh antusias. Masyarakat dari berbagai kalangan berdatangan untuk mengetahui perkembangan Islam.

Winter memiliki kesan tersendiri dalam menjalani ajaran Islam dalam kehidupan. Baginya, Islam adalah risalah yang membawanya kembali kepada cahaya yang menyinari kehidupan. Dia kembali mendapatkan hidayah Allah sehingga memahami langkah apa yang harus ditempuh dalam menjalani kehidupan.

Kedekatan dengan Allah adalah kenikmatan yang tiada duanya. Zikir dan tobat membuatnya semakin tenang dalam menjalani hidup.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement