Ahad 10 Sep 2017 22:30 WIB

Teladan Sahabat dalam Beribadah

berdoa
berdoa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rahasia umur juga menjadi pemicu para sahabat melaksanakan ajaran Rasulullah SWT. Kita tidak pernah tahu pada detik berapa napas kita akan terhenti. Pemahaman ini diresapi betul oleh para sahabat.

Setiap perintah, berat atau ringankah itu, selalu mereka kerjakan. Sebagai manusia, rasa payah dan letih wajar mendera. Allah juga menggambarkan ada perintah yang bisa dikerjakan saat lapang. Ada pula perintah yang mesti dikerjakan saat sulit. Namun, apa pun keadaannya, tidak ada pilihan selain mengerjakan sebaik-baiknya.

"Berangkatlah kamu baik dalam keadaan ringan ataupun berat dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui." (QS at-Taubah [9]: 41).

Mereka berangkat, tak mengeluh meski Allah tahu ada yang dalam keadaan sedang kesulitan. Namun, tak ada keraguan dalam diri mereka. Dengarlah jawaban mereka saat mendengar perintah Allah, "... dan mereka mengatakan, 'Kami dengar dan kami taat'…" (QS al-Baqarah [2]: 286).

Dan lihatlah balasan bagi mereka yang senantiasa beriman dan mengerjakan amal saleh. "… Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya.." (QS al-Bayyinah [98]: 8).

Balasan apa lagi yang hendak dicari manusia selain ridha dari Allah SWT. Surga tak akan kita raih jika Allah tak memberi ridha. Mendapat keridhaan Allah adalah puncak tertinggi pengabdian. Salah satu tonggak pengabdian itu dimulai kesiapan untuk mengatakan, saya siap dan saya taat!

Risalah hari ini sudah turun dalam bentuk sempurna. Semua arahan dalam menjalani hidup sudah  tergariskan. Kehidupan yang serbapraktis lantas membuat laku kita makin pragmatis. Alih-alih siap menaati perintah Allah, justru perintah lain yang memberikan keuntungan sesegera mungkin lebih kita dahulukan.

Balasan berupa ridha, pahala, surga seolah tak tergambar, tak terasa. Timpalan berupa segepok uang lebih nyata dan tampak berharga. Ketaatan kita kemudian bukan hanya bergeser, melainkan juga bersyarat. Kita lantas memastikan apa yang akan kita dapati kemudian jika saya mengerjakan hal ini dan itu.

Ketaatan tanpa syarat dalam bingkai perintah Allah SWT kini menjelma menjadi barang langka. Langka bukan berarti tidak ada. Akan selalu ada orang-orang dalam diam mereka terus melangkah dari satu perintah Allah ke perintah Allah yang lain.

Bagi orang-orang ini, tak ada yang bisa menggaransi hidup selain hanya Allah SWT semata. Sikap ketaatan tanpa syarat ini lantas menumbuhkan kekuatan dahsyat. Kekuatan itu lantas terakumulasi serentak dan seiring. Lantas menyapu seluruh yang dilewatinya dengan kekuatan yang menakjubkan. Kiranya ini rahasia mengapa kaum yang tak bisa membaca lagi menulis di tengah gurun bisa mewarnai dunia hingga hari ini.

Disarikan dari Dialog Jumat Republika

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement