REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rusia, tak mudah membayangkan, Islam akan bersinar di negara yang pernah menjadi kiblat komunisme dunia ini. Rusia merupakan negara terbesar di dunia, dengan luas mencapai 11,5 persen dari wilayah dunia. Konstelasi sejarah dan perpolitikan dunia membentuk dinamika negara ini.
Negara multietnis ini memiliki lebih dari 150 suku asli yang menjadi penganut agama-agama tradisional. Sebanyak 57 suku beragama Islam. Mayoritas Muslim Rusia tinggal di daerah Volga-Ural dan Kaukasus Utara. Jumlah populasi yang signifikan juga terdapat di sejumlah kota besar, seperti Moskow dan St Petersburg.
Geliat pertumbuhan populasi Muslim tampak signifikan selama sepuluh tahun terakhir. Shalat Idul Fitri tahun ini, misalnya, menjadi saksi pertumbuhan Muslim di ibu kota Rusia. Lebih dari 60 ribu Muslim berkumpul untuk menunaikan shalat Idul Fitri di masjid kubah emas Sobornaya. Sementara, 180 ribu lain memadati lima masjid dan puluhan tempat ibadah sementara.
"Moskow secara perlahan beradaptasi untuk menjadi kota Muslim terbesar di Eropa," kata analis politik Alexei Malashenko. Sejumlah besar mualaf dari kalangan etnis menambah populasi Muslim di negara berpenduduk 143,8 juta jiwa ini. Masjid-masjid kembali dibangun setelah keruntuhan Uni Soviet pada 1991.
Alexei dalam Islam in Rusia in 2020, menambahkan, masyarakat Islam di Rusia terbagi dalam dua kelompok besar. Kelompok pertama berada di sekitar Volga-Ural, Siberia Barat, dan Moskow. Sedangkan, kelompok kedua berada di Kaukasus Utara. Etnis Muslim terbesar di Rusia berasal dari suku bangsa Tatar (7 juta), Bashkirs (1,5 juta), dan Chechen (1 juta).
Sejumlah pihak meramalkan, Rusia akan menjadi salah satu negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia. Menurut Russia Today, para ahli mengatakan, pada 2050, jumlah umat Islam akan mencapai setengah dari populasi penduduk Rusia. Jika ini benar, Rusia kemungkinan akan menjadi salah satu negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia.