Selasa 05 Sep 2017 18:41 WIB

Ini Kata Slank dari Isu Rohingya Hingga Indahnya Shalat

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Teguh Firmansyah
Anggota Grup band Slank (dari kiri) Ivanka, Bim-Bim, Ridho dan Kaka berpose usai konferensi pers Jelang Konser Pesantren di empat kota di Jakarta, Selasa (5/9).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Anggota Grup band Slank (dari kiri) Ivanka, Bim-Bim, Ridho dan Kaka berpose usai konferensi pers Jelang Konser Pesantren di empat kota di Jakarta, Selasa (5/9).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Grup band legendaris Indonesia, Slank akan segera mengadakan tur ke empat kota dengan mengunjungi pesantren-pesantren. Saat dijumpai di markas besar Slank, Kaka dan Bimbim sempat berbicara soal krisis yang sedang terjadi pada etnis Rohingya di Rakhine, Myanmar.

"Setiap manusia pasti akan tergugah kan melihat itu. Sekarang ini Menteri Luar Negeri (Menlu) RI juga sudah bertemu dan berbicara dengan pemerintah di sana, sudah di kasih tahu Pemerintah Indonesia ingin ini ingin itu," kata Vokalis Slank, Kaka saat ditemui Republika.co.id, Selasa (5/9) siang.

Menurut dia, selama sesama pemerintah bisa saling berkomunikasi, maka itu bisa saling membantu, dan ini pertanda baik. Karena, lebih lanjut Kaka mengatakan, yang seharusnya turun tangan dan ikut campur adalah Pemerintah Myanmar, bukan Pemerintah Indonesia. "Jangan sampai kita intervensi pakai kekerasan, agar bantuan bisa masuk," ujar Kaka.

Hal senada juga diungkapkan oleh drummer Slank, Bimbim, yang mengatakan Pemerintah Indonesia sudah cukup baik dalam ikut serta membantu Rohingya. "Banyak pengungsi loh di sini, misalnya di Aceh," kata dia saat ditemui di waktu dan tempat yang sama.

Masyarakat Indonesia tidak boleh lantas ikut menjadi marah, karena menurut dia, banyak masyarakat yang belum terlalu paham konflik antara etnis Rohingya dan etnis Myanmar. Ia menginginkan agar masyarakat jangan sampai menjadi bensin lagi yang kemudian membuat api jadi besar, lebih baik menjadi air yang menyejukkan.

"Kalaupun memang harus terusir dari kampungnya (warga Rohingya), kenapa kita tidak buat pengungsian untuk mereka? Toh tanah kita juga besar. Bila perlu bukan hanya pengungsian, mungkin kalau mereka nyaman di sini dan ingin belajar berbahasa Indonesia, mereka bisa menjadi warga negara Indonesia, kenapa tidak?" kata Bimbim.

Sejak 2012, Slank memang mendapatkan guru spiritual yang lebih intens lagi dari para kiai, serta diberi materi soal radikalisme. Sudah banyak pelajaran spiritual yang didapatkan Slank, salah satunya adalah personel Slank sudah tidak ada yang merokok sama sekali.

"Waktu 2012, Slank masih ngerokok minum alkohol, sekarang sudah tidak ada satupun lagi yang melakukan itu. Lalu untuk shalat, dulu 2012 kami masih bolong-bolong, sekarang sudah tidak. Jadi kita harus tunjukin ke orang-orang kalau shalat itu enak, kalau kita perlihatkan enak, orang ngelihat kita enak, orang pasti akan ngikutin," papar Bimbim saat ditanyai perihal spiritual Slank yang semakin baik.

Rahma Sulistya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement