Sabtu 02 Sep 2017 20:45 WIB

Cahaya Islam Pernah Bersinar Terang di Siberia

Masjid Nurda Kamal di kota Norilsk, Siberia utara.
Masjid Nurda Kamal di kota Norilsk, Siberia utara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apa yang terbayang di benak Anda mengenai kawasan Siberia? Boleh jadi, yang segera terbayang adalah salah satu wilayah di Rusia dengan hamparan padang es dan cuaca yang sangat ekstrem. Bayangan seperti itu tidak salah. Namun, yang patut pula diketahui, Siberia ternyata merupakan salah satu tempat berseminya agama Islam.

 

Secara geografis, Siberia adalah satu kawasan di Rusia yang mencakup hampir seluruh Asia Utara dan sebagian Eurasia. Siberia terbentang dari pegunungan Ural ke Samudra Pasifik di bagian timur.

Bagian tengah-utara berbatasan dengan Kazakhstan dan sebelah selatan berbatasan dengan Mongolia dan Cina. Wilayah ini merupakan 77 persen dari seluruh luas Rusia. Namun, dari kawasan yang luas itu hanya 30 persen yang dihuni oleh manusia.

Bila melihat lagi sejarah Islam, mungkin kita bakal terhenyak karena di masa lalu cahaya Islam pernah bersinar begitu terang di Siberia. Hal ini dimungkinkan karena Siberia termasuk dalam wilayah yang dikuasai Muslim. 

Pada sekitar sembilan abad silam, umat Islam banyak mendiami kawasan selatan Siberia. Bahkan, nama Siberia sendiri diberikan oleh kaum Muslimin, bukan oleh kaum komunis Rusia. Secara etimologi, seperti dilansir laman onislam.net, nama Siberia berasal dari kata xibe yang merupakan bahasa dari Asia Timur Laut yang artinya ‘tanah tidur’.

Kaum Muslimin yang menguasai wilayah itu pada abad ke-13 memilih wilayah barat daya Siberia sebagai lokasi bermukim. Mereka memilih kawasan tersebut karena kaya potensi alam untuk menopang hidup selama bertahun-tahun.

Barulah ketika memasuki era modern, Xibe diganti dengan Siberia.

Disarikan dari Pusat Data Republika

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement