Sabtu 19 Aug 2017 23:35 WIB

Cara Menuju Surga

Rep: Amri Amrullah/ Red: Agung Sasongko
Surga (ilustrasi)
Foto: blogspot.com
Surga (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Luqman al-Hakim adalah sosok yang bijaksana. Kisahnya diabadikan dalam Alquran sebagai ayah yang menanamkan ketauhidan kepada anaknya. Bukti kebijakannya dalam menasihati menjadikan namanya diabadikan menjadi nama salah satu surah dalam Alquran.

Salah satu kunci kebijaksanaan Luqman adalah kegemarannya menyendiri. Ia adalah pribadi yang tahan berlama-lama duduk sendirian. Syahdan, suatu kala Luqman duduk menyendiri dalam bilangan waktu yang cukup lama.

 

Seorang temannya datang kemudian menegurnya, “Wahai Luqman, sesungguhnya kamu terus- menerus duduk sendirian. Maka jika saja kamu duduk-duduk bersama manusia, niscaya itu lebih menjinakkan kalbu bagimu.”

Sebuah senyuman tersungging dari bibir Luqman. Dijawabnya perkataan temannya dengan lembut. “Justru tidak,” ucapnya, “sesungguhnya lamanya sendirian lebih memahamkan bagi pikiran dan lamanya berpikir adalah penunjuk ke jalan surga.”

Bagi Luqman, duduk lama menyendiri bukanlah berkhayal dan panjang angan-angan. Luqman memahami jika duduk lama menyendiri yang paling bermanfaat adalah tafakur, merenung. Bahkan, boleh jadi duduk lama menyendiri dan larut dalam tafakur lebih baik daripada duduk ramai dalam majelis, namun tak menambah kepahaman.

Luqman telah mencontohkan salah satu cara menuju jalan ke surga dengan tafakur. Allah SWT sendiri menyuruh hamba-Nya untuk bertafakur sekaligus bertadabur mengenai ayat-ayat Allah yang bertebaran di muka bumi. Allah memuji orang-orang yang bertafakur dengan segala kondisi.

Allah SWT berfirman, “Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ‘Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia’.” (QS Ali Imran [3]: 191).

Selalu ada pit-stop dalam setiap perlombaan. Selalu ada tempat pemberhentian dalam perjalanan. Begitu pula hidup, mesti ada episode-episode yang berhenti sejenak. Kita berhenti sejenak untuk memeriksa perbekalan dan memastikan arah tujuan tidak melenceng guna mengambil napas panjang demi kehidupan di akhirat.

Tafakur adalah terminal pemberhentian sementara. Merenungi ciptaan Allah dalam bentuk manusia papa akan membangkitkan energi kesyukuran kita kala melihat ke bawah. Memikirkan bintang kemintang nan luas akan menghapuskan kebesaran rasa sombong kita. Membaca ayat-ayat Allah yang tersurat akan meluruskan niat-niat jahat yang terselip. Semua itu akan bermuara pada sebuah energi kebangkitan, energi untuk melanjutkan perjalanan pulang. Ia bisa berupa sabar yang mengakar, syukur yang berdebur, dan total dalam amal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement