Senin 14 Aug 2017 18:00 WIB

Menguak Sejarah Nabi Musa

Rep: Nashih Nasrullah/ Red: Agung Sasongko
Situs Magha'er Shuaib tempat Nabi Musa dan Shuaib selama 10 tahun tinggal bersama.
Foto: saudigazette.com
Situs Magha'er Shuaib tempat Nabi Musa dan Shuaib selama 10 tahun tinggal bersama.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Berbagai upaya dilakukan untuk menguak sejarah Nabi Musa. Bagaimanapun, Musa AS adalah sosok nabi yang mendapat tempat berharga dalam sejarah tiga agama samawi, yaitu Yahudi, Kristen, dan Islam. Musa diperintahkan berdakwah dan memimpin Bani Israel bersama saudaranya Harun. Selain itu, Musa AS juga mempunyai misi untuk menegakkan tauhid kepada penguasa Mesir ketika itu, yakni Firaun. Berikut ini beberapa jejak Nabi Musa yang bisa ditelusuri hingga saat ini.

Lokasi penyeberangan

Meski saat ini belum bisa dipastikan di manakah lokasi tepat titik penyeberangan itu, Nuweiba diyakini oleh sejumlah peneliti sebagai lokasi itu. Nuweiba berada di Teluk Aqaba. Pada 1978, penyelam dari Amerika Serikat mengaku mengambil foto roda kereta mesir kuno.  

 

Selain Nuweiba, ada juga yang berpendapat bahwa titik penyeberangan itu ada di Delta Nil dan Laut Merah atau juga di Danau Timsah, sebelah utara Teluk Suez. Alquran mengabadikan kisah penyeberangan ini dalam surah asy-Syu'ara ayat 60-67. Sehingga dengan demikian, maka di lokasi ini pula bala tentara Firaun tenggalam, tetapi jasad penguasa Mesir itu selamat dan utuh.  

Puncak Sinai

Di perbukitan Sinai inilah, Nabi Musa berbicara dengan Allah SWT. Kisah tersebut diabadikan dalam Alquran surah Thaha ayat 9-14 atau menerima sepuluh wasiat kebajikan menurut kepercayaan Yahudi. Puncak bukit ini menghitam, konon—berdasarkan sejumlah sumber sejarah—akibat tak mampu menahan nur Ilahi.

Lokasi bukit ini terletak di Sinai Selatan. Bukit yang memiliki ketinggian 2.285 m dari permukaan laut ini memiliki keistimewaan tersendiri. Allah SWT bersumpah demi bukit ini, seperti yang tertuang di surah at-Tiin ayat 2. “Dan demi Bukit Sinai.”  

12 Mata Air

Situs ini terletak di perbatasan Provinsi Suez dan perbukitan Sinai, 165 KM dari ibu kota Mesir, Kairo. Sumber mata air ini adalah peninggalan Musa AS, setelah Allah SWT memerintahkan untuk memukulkan tongkatnya.

Keluarlah 12 mata air dengan volume air melimpah yang menyelamatkan rombongan Bani Israil pimpinan Musa dari bencana kehausan, pascapelarian dari kejaran Fir'aun. (QS al-Baqarah [2]: 60).  Dari kedua belas mata air itu, saat ini hanya lima saja yang mampu bertahan dan cuma satu sumur saja yang berair yakni bi'r as-syekh dengan kedalaman 40 kaki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement