REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Khawja Mimar Sinan (lahir pada 15 April 1489 dan wafat pada 17 Juli 1588) adalah seorang insinyur sipil dan arsitek yang amat termasyhur di era Kesultanan Utsmaniyah. Selama hidupnya, ia telah merancang banyak sekali bangunan megah berkelas tinggi pada masa pemerintahan Sultan Sulaiman yang Agung (1520-1566), Sultan Selim II (1566-1574), dan Sultan Murad III (1574-1595).
Sinan terlahir dari lingkungan keluarga yang sederhana. Ayahnya bekerja sebagai tukang batu. Namun, kondisi itu tidak menyurutkan semangatnya untuk menggapai cita-cita menjadi seorang insinyur. Setelah menempuh pendidikan teknik di masa mudanya, ia mulai merintis karier di dinas ketentaraan Utsmaniyah. Dalam waktu relatif singkat, karier militernya pun segera menanjak menjadi perwira pertama hingga akhirnya terpilih menjadi komandan pasukan elite Utsmaniyah, yakni Korps Janisari. Atas prestasinya yang gemilang itu, Sinan pun memperoleh gelar kehormatan "A a" dari Sultan Suleiman yang Agung.
Patrick Kinross dalam buku The Ottoman Centuries: The Rise and Fall of the Turkish Empire mengungkapkan, Sinan memiliki kontribusi besar terhadap sejumlah proyek infrastruktur militer Utsmaniyah. Mulai membangun benteng, jalan, jembatan, hingga saluran air. Ketika usianya menginjak 50 tahun, ia pun ditunjuk menjadi kepala arsitek Kesultanan Utsmaniyah. Selama mengemban jabatan itulah, ia berhasil merancang ratusan bangunan yang memiliki nilai aristektur tinggi.
Di awal kariernya sebagai arsitek, Sinan sering berhubungan dengan pembangunan arsitektur kubah tradisional. Dia lalu mulai bereksperimen dengan desain dan teknik struktur kubah tunggal dan banyak kubah. Sejak itu, Sinan juga mulai mengembangkan serangkaian kubah yang bervariasi.
Beberapa mahakarya yang dihasilkan oleh Sinan antara lain Masjid Selimiye di Edirne (Turki), Kompleks Sulaimaniyah di Istanbul (Turki), Masjid Banya Bashi di Sofia (Bulgaria), Masjid Kursum di Trikala (Yunani), dan Masjid ehzade di Istanbul (Turki). Menurut ca tat an, ada lebih dari 300 struktur bangunan yang dirancang Sinan selama menjadi pimpinan arsitek Utsmaniyah. Bangunan-bangunan itu di antaranya mencakup 94 masjid besar, 57 kampus perguran tinggi, 52 masjid kecil, 35 istana kerajaan, 22 mausoleum, delapan jembatan, tujuh madrasah, dan beberapa jenis gedung lainnya.
Mimar Sinan dianggap sebagai arsitek terbesar yang dimiliki Kesultanan Utsmaniyah selama periode arsitektur klasik. Oleh sejumlah kalangan di dunia Barat, kepiawaian Sinan dalam merancang dan menghasilkan bangunan-bangunan berkelas tinggi bahkan disejajarkan dengan Michelangelo (6 Maret 1475-18 Februari 1564) —yang menjadi salah satu arsitek utama dalam pembangunan Basilika Santo Petrus di Vatikan.
Sinan wafat pada 1588 di usianya yang hampir menginjak 100 tahun. Saat ini, namanya diabadikan menjadi salah satu nama perguruan tinggi di Istanbul, Turki.