Kamis 03 Aug 2017 22:08 WIB

Dakwah Diplomatik Cara Penyebaran Islam

Dakwah
Foto: Dok. Republika
Dakwah

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Salah satu penguasa Persia yang terkenal adalah Khosraw II. Raja yang juga sering disebut dengan Raja Kisra dalam tradisi Islam itu memerintah Dinasti Sassania selama periode 590-628 Masehi.

Tetapi, sayang, raja ke-22 Sassania tersebut mengingkari Tuhan, bahkan memproklamasikan dirinya sendiri sebagai sosok yang harus disembah rakyatnya. Ia terkenal diktator dan otoriter sehingga ia dijuluki dengan Parvez, “Yang Selalu Berjaya”.

Kisah tentang kekufuran putra dari Hormizd IV (memerintah 579-590 M) tersebut sampai di hadapan Muhammad SAW, tak lama setelah Allah SWT mengutusnya sebagai rasul pilihan. Rasul pun berencana mendakwahkan Islam kepada Chosroes II—panggilannya dalam tradisi Yunani—menggunakan jalur diplomasi kenegaraan.

Rasul mengutus Abdullah bin Hudzafah as-Sahmi untuk menghadap Kisra II beserta sepucuk surat. Isi dari surat itu secara umum mengajak sang raja agar memeluk Islam.

“Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad Rasulullah, kepada Kisra, penguasa Persia. Kedamaian bagi siapa pun yang mengikuti hidayah dan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, lalu bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah semata, tidak ada sekutu baginya.

Sesungguhnya, Muhammad hamba dan utusan-Nya. Aku mengajakmu dengan doa Allah, sesungguhnya aku adalah utusan Allah bagi segenap manusia agar memberi peringatan bagi mereka yang hidup dan ganjaran setimpal bagi orang kafir. Jika Anda masuk Islam, selamatlah. Jika Anda menolak, dosa seluruh Majusi bagimu.”

Surat itu mendapat penolakan keras dari Kisra II, bahkan ia merobek-robeknya dan berkata, “Bagaimana mungkin ia (Muhammad) menulis surat demikian, padahal ia adalah hambaku.” Kemudian, sang raja menulis surat ke Badzan, wakilnya di kawasan Yaman.

Badzan mengutus delegasi menghadap ke Rasul. Diutuslah seorang algojo yang pandai menulis bahasa Persia bersama satu utusan lainnya yang bernama Farkharah. Keduanya membawa surat yang berisikan perintah agar Rasul segera menemui Kisra II.

Dua utusan berangkat menuju Tanah Hijaz. Sewaktu sampai di Thaif, keduanya bertemu dengan laki-laki dari suku Quraisy, tak jauh dari pusat Kota Thaif, lalu menanyakan keberadaan Muhammad kepada laki-laki itu. Menurut informasi yang mereka terima, Rasul berada di Madinah.

Kabar kedatangan kedua utusan Persia ini pun menyebar di kalangan warga Thaif, mereka pun yang tidak suka dengan Rasul bersukacita. Tak lama, Rasul akan segera ditangkap dan dibawa ke Persia. Akan tetapi, Allah berkehendak lain.

Kedua delegasi berhasil menemui Rasul, tetapi mereka gagal melaksanakan misinya, yaitu membawa serta Rasul menuju Kisra II. Salah satu dari kedua orang itu berkata kepada Rasul, “Jayalah raja dari para raja, Kisra II, ia menulis kepada Raja Badzan memerintahkan agar membawa Anda bersamaku menghadap Kisra II. Jika Anda melakukannya, Kisra II akan memenuhi segala permintaan Anda. Jika Anda menolak, seperti yang Anda ketahui, Kisra akan membinasakan kaum Anda dan meluluhlantakkan negara Anda.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement