Senin 24 Jul 2017 01:00 WIB

Ketika Keberagaman Islam di Indonesia Menakjubkan London

Masjid Kauman Yogyakarta tahun 1880.
Foto: Koleksi PP Muhammadiyah.
Masjid Kauman Yogyakarta tahun 1880.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Keberagaman umat Islam di Indonesia yang berasal dari Sabang, Aceh hingga Merauke, Papua dengan beragam budaya, bahasa, dan kuliner membuat warga dunia merasa takjub akan keberadaan umat Muslim di sini. Apalagi, pemerintah mengakui enam agama lainnya.

"Saya merasa takjub akan keberagaman Islam di Indonesia," ujar Direktur pendiri Islamic Institute for Development & Research (IIDR) di Inggris, Syaikh SM Hasan Al-Banna dalam acara sharing session on Islam Nusantara yang digelar di London, akhir pekan lalu.

Dalam acara yang dibalut tema "Visit Indonesia explore and experience the unity in diversity" diadakan Madacom didukung Kementerian Pariwisata dan Garuda Indonesia serta KBRI London juga diputar film "Journey of Backpacker" karya Madacom bekerja sama dengan Indonesia Syiar Network.

Seperti dikutip Antara London, Ahad (23/7), Minister Counsellor KBRI London Thomas Ardian Siregar mengatakan, KBRI London, Inggris menyambut baik penyelenggaraan acara pemutaran film "Journey of Backpacker" oleh Madacom bekerja sama dengan Indonesia Syiar Network. Melalui acara ini masyarakat Inggris dapat menggali lebih dalam mengenai Islam di Indonesia yang moderat dan hidup berdampingan secara damai dengan agama lainnya, ujarnya.

Menurut Thomas, film dokumenter merupakan medium yang efektif dalam mempromosikan kehidupan sosial suatu negara. Kehidupan Islam di Indonesia dapat lebih mudah diperkenalkan melalui visualisasi kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia yang tidak terlepas dari tradisi dan budaya setempat.

Enam agama lainnya

Pada bagian lain, Thomas menjelaskan, walaupun mayoritas penduduk Indonesia beragaman Islam, terdapat enam agama resmi selain Islam yang diakui pemerintah yakni Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hucu.

Dalam hal ini, keenam pemeluk agama ini memiliki hak yang sama dalam menjalankan ibadahnya dan dalam membangun tempat peribadatan. Hal ini menggambarkan bahwa Indonesia merupakan model yang tepat betapa harmonisnya kehidupan antarpemeluk agama, ujarnya

Sementara itu, keberagamanan dan keharmonisan kehidupan umat Islam di Indonesia yang membuat anggota Dewan Penasehat Pusat Penelitian Legislasi dan Etika Islam Fakultas Studi Islam, Universitas Hamad Bin Khalifa, Qatar Foundation ini merasa takjub akan kehidupan umat Islam di Indonesia.

Islam di Indonesia sangat terbuka, ujar Syaikh SM Hasan al-Banna yang dikenal dengan Sharif Al Banna, menambahkan, hal ini terbukti dengan diakuinya agama lainnya dimana umat Islam bisa hidup berdapingan dengan umat dari agama lainnya.

CEO yang sukses dari perusahaan penerbitan dan media global, yang disebut Awakening Worldwide, yang mengorbitkan penyanyi Maher Zain, dan pria muda Inggris , serta Harris J itu mengatakan, Islam di Indonesia itu bagaikan suatu perjalanan the Journey.

"Bila kita berjalan dari satu daerah ke daerah lain akan ditemukan umat Islam," ujar pendiri perusahaan penerbitan dan media global, yang cukup sukses Awakening Worldwide.

Seperti halnya dalam film Journey of Backpacker yang dibintangi penyanyi religi asal Maryland, Amerika Serikat berdarah Mesir, Raef yang menyambangi 30 masjid. Program 'The Journey of A Backpacker' mengupas sejarah sejumlah masjid di seluruh Indonesia. Setiap masjid punya cerita masing-masing yang dipengaruhi oleh budaya dan agama lainnya.

Ada hal yang menarik lagi menurut pendiri Awakening Worldwide yang berkantor pusat di London dengan operasi di Prancis, Mesir dan Amerika Serikat itu tentang Islam di Indonesia yang banyak dipengaruhi oleh budaya tiap-tiap kota dan daerah di Tanah Air. Islam di Indonesia memiliki keberagaman budaya mulai dari busana, tata krama, makanan dan banyak hal lainnya yang menjadiperhatian, demikian Sharif Al Banna.

Lebih banyak mengetahui

Sementara itu Ria Christina yang menjadi pemrakarsa acara mengharapkan, akan lebih banyak lagi masyarakat unia yang mengetahui sejarah tersebar berkembang Islam di Indonesia melalui jalan damai dan Budaya. "Dan Islam sebagai agama bukanlah predator budaya setempat tetapi sebaliknya memperkaya dan memperindah culture yang ada," ujar CEO dbrandcom, dengan fokus pada merek Islam dan halal.

Ria juga merupakan pendiri Jaringan Syiar Indonesia, komunitas berbasis nirlaba yang bertujuan untuk mendukung Syiar mengenai nilai spiritual melalui media dakwah yang tidak konvensional berhasil memproduksi lebih dari 30 Episode film Journey of Backpacker.

Ria Christina juga sepakat dengan usulan Sharif Al Banna untuk kembali memprakarsai lebih banyak dialogs dan upaya bersama antara British Muslim dan Indonesian Muslim, upaya ini dapat berdampak pada upaya fight Radicalism and Terorism in the world .

Diharapkannya, acara diakusi dan pemutaran film Journey of Backpacker yang digelar London akan menjadi awal dari the Journey of Islam Nusantara yang akan berkembang ke seluruh dunia.

Dalam kesempatan acara yang diadakan di bioskop Curzon Cinema Soho, berseberangan dengan Restauran Nusa Dua, juga tampil sebagai pembicara Didiek S Wiyono Wakil Presiden Nahdlatul Ulama - cabang United Kingdom yang membahas tentang Islam Nusantara yang saat ini menuntut ilmu di Universitas Southampton, Inggris yang aktif di Nahdatul Ulama sejak tahun 1999.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement