Jumat 07 Jul 2017 19:55 WIB

Kegiatan Rohis Diawasi, Pengamat Terorisme: Berlebihan Itu!

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Pengamat terorisme Al Chaidar.
Foto: Antara
Pengamat terorisme Al Chaidar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengamat Terorisme Indonesia, Al Chaidar menilai permintaan Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kepada pengelola sekolah SMP maupun SMA untuk mengawasi kegiatan Rohani Islam (Rohis) berlebihan. Pasalnya, menurut dia, hampir tidak ada mantan Rohis yang menjadi teroris.

“Berlebihan itu, aneh itu. Karena kan beberapa pelaku terorisme itu, setahu saya itu tidak ada aktivis Rohis,” ujar Al Chaidar yang  jebolah sarjana Ilmu Politik Universitas Indonesia ini saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (7/7).

Kendati demikian, menurut dia, Rohis bisa saja disusupi oleh orang-orang yang menyebarkan ajaran radikalisme. “Bisa saja disusupi (radikalisme), tapi biasanya Rohis itu sudah punya tameng duluan untuk menghadapi radikalisme itu, jadi jagan terlalu dicuriga,” ucapnya.

Ia menuturkan, berdasarkan beberapa hasil penelitian sebenarnya orang yang menjadi teroris itu cenderung karena pilihan ideologis, bukan karena pilihan pengajaran. “Dulu juga ada orang yang menyuruh memantau pesantren, itu juga tidak masuk di akal, karena tidak semua pesantren ada radikalisme. Banyak hal yang tidak rasional yang dilakukan pemerintah dalam menangani terorisme ini,” kata dia.

Menurut dia, untuk mengatasi penyebaran ajaran radikalisme tersebut sebenarnya membutuhkan sistem pendidikan yang konprehensif. Namun, pada kenyataannya saat ini pemerintah ternyata juga berupaya mengurangi pendidikan agama.

“Untuk mengatasi itu, itu perlu pendidikan yang konprehensif, tapi sekarang malah pendidikan agama mau dihilangin, ini semakin amburadul kebijakannya. Ini yang membuat orang-orang tidak percaya lagi dengan pemerintahan yang amburadul,” ujarnya.

Seperti diketahui, sebelumnya Kantor Wilayah Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memita pengelola sekolah tingkat SMP maupun SMA mengawasi berbagai kegiatan organisasi Rohani Islam (rohis) agar tidak dimanfaatkan oknum tertentu untuk menyebarkan ideologi radikal.

"Sebenarnya bukan persoalan Rohani Islam (Rohis)-nya akan tetapi mereka (kelompok radikal) membidik Rohis sebagai satu segmen untuk mentransformasikan ideologinya," kata Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) DIY Muhammad Luthfi Hamid di Yogyakarta, Selasa (4/7) lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement